Penatalaksanaan Multiple Sclerosis
Penatalaksanaan multiple sclerosis ditujukan untuk mengatasi gejala saat eksaserbasi akut atau relaps, mengurangi durasi serta frekuensi eksaserbasi akut, dan mencegah progresi penyakit. Disease modifying therapy (DMT) adalah golongan obat yang digunakan untuk mengurangi frekuensi eksaserbasi dan memperlambat progresi penyakit. DMT dapat dibagi menjadi imunomodulator atau imunosupresan. Medikamentosa simtomatik juga perlu diberikan untuk kenyamanan pasien. [1,2]
Medikamentosa
Terapi medikamentosa pada multiple sclerosis ditujukan untuk memodifikasi penyakit dan mengurangi gejala.
Disease Modifying Therapy
Medikamentosa untuk multiple sclerosis terutama bertujuan untuk memodifikasi penyakit (disease modifying therapy atau DMT). DMT menggunakan obat golongan imunomodulator atau imunosupresan. DMT yang banyak tersedia sekarang efektif untuk mengurangi eksaserbasi atau relaps untuk tipe relapsing-remitting, namun kurang efektif untuk mencegah perubahan tipe multiple sclerosis menjadi progresif dan tipe multiple sclerosis lainnya. [3,24]
DMT lini pertama dapat digunakan untuk pasien yang mengalami eksaserbasi atau relaps dan paling tidak pernah mengalami 1 kali serangan dalam 2 tahun terakhir. DMT lini pertama pilihan adalah interferon 1 alfa beta dan glatiramer asetat dosis tinggi. Pasien multiple sclerosis yang mengalami ≥2 serangan dalam 1 tahun terakhir dengan lesi aktif pada MRI diterapi menggunakan DMT lini kedua seperti fingolimod atau natalizumab atau alemtuzumab untuk serangan dengan gejala yang berat. [17,24]
Tabel 2. Daftar Disease Modifying Therapy Multiple Sclerosis
Nama Obat | Dosis dan Rute Pemberian | Indikasi |
Interferon beta 1b | 250 mcg subkutan per 2 hari selang seling | Terapi lini pertama multiple sclerosis relapsing-remitting, progresif sekunder, clinically isolated syndrome (CIS) |
Interferon beta 1a | 30 mcg intramuskular, 1 kali per minggu ATAU 44 mcg subkutan, 3 kali per minggu | Terapi lini pertama multiple sclerosis relapsing-remitting, CIS |
Glatiramer acetate | 20 mg subkutan per hari | Terapi lini pertama multiple sclerosis relapsing remiting, CIS |
Teriflunomide | 14 mg oral per hari | Terapi lini pertama multiple sclerosis relapsing-remitting |
Dimethyl fumarate | 240 mg oral, 2 kali per hari | Terapi lini pertama multiple sclerosis relapsing-remitting |
Fingolimod | 0,5 mg oral per hari | Terapi lini pertama atau kedua multiple sclerosis relapsing-remitting |
Mitoxantrone | 5-12 mg/m2 infus intravena per 3 bulan | Terapi lini pertama multiple sclerosis progressive-relapsing, terapi lini kedua multiple sclerosis relapsing-remitting dan progresif sekunder |
Natalizumab | 300 mg intravena per 4 minggu | Terapi lini kedua multiple sclerosis relapsing-remitting |
Alemtuzumbab | 12 mg intravena per hari selama 5 hari, diikuti dengan 12 mg intravena selama 3 hari selang 1 tahun dari pemberian pertama | Terapi lini kedua atau ketiga multiple sclerosis relapsing-remitting |
Sumber: karya dr. Saphira
Selain medikamentosa di atas, masih banyak obat-obatan lain yang berpotensi dalam terapi multiple sclerosis yang masih dalam proses penelitian klinis misalnya laquinimod, teriflunomide, daclizumab, dimethyl fumarate, dan rituximab. Banyak bukti ilmiah telah menunjukkan efikasi rituximab dalam mengurangi angka kekambuhan pada pasien multiple sclerosis.[17]
Simtomatik
Medikamentosa simtomatik yang dapat diberikan untuk mengurangi gejala klinis pasien multiple sclerosis seperti rasa lelah berlebihan, spastisitas, gangguan pencernaan dan berkemih, gangguan kognitif, dan nyeri. Golongan obat yang dapat diberikan antara lain :
- Kortikosteroid seperti methylprednisolone, dexamethasone, dan prednison untuk mengurangi inflamasi dan mempercepat penyembuhan pada eksaserbasi akut
Muscle relaxant seperti baclofen untuk meredakan spastisitas
- Penghambat neuromuskular seperti toksin botulinum untuk spastisitas ekstremitas atas dan inkontinensia urine
- Benzodiazepine seperti diazepam untuk spastisitas dan spasme otot
- Obat antiinflamasi non steroid seperti ibuprofen untuk mengurangi nyeri
- Antikonvulsan seperti carbamazepine untuk spastisitas, nyeri neuropatik, dan tremor [2]
Tabel 3. Medikamentosa Simtomatik untuk Multiple Sclerosis
Golongan | Nama Obat | Dosis dan Rute Pemberian | Indikasi |
Kortikosteroid | Methylprednisolone | 160 mg intravena per hari selama 1 minggu, dilanjutkan 64 mg intravena per 2 hari selang seling selama 1 bulan | Untuk mengurangi inflamasi dan mempercepat penyembuhan pada eksaserbasi akut |
Dexamethasone | 30 mg oral per hari selama 1 minggu, dilanjutkan 4-12 mg per hari selama 1 bulan | ||
Prednison | 1 mg/kg per hari | ||
Muscle relaxant | Baclofen | 5 mg oral, 3 kali per hari. Setelah 3 hari dapat ditambahkan 5 mg tiap dosisnya yang dinaikkan bertahap hingga maksimal 20 mg, 3 kali per hari | Mengatasi spastisitas |
Penghambat neuromuskular | Toksin Botulinum | Spastisitas: 75-400 unit intramuskular per 3 bulan Inkontinensia urine: 100 unit injeksi menggunakan sistoskopi | Spastisitas ekstremitas atas, inkontinensia urine |
Agonis alfa 2 adrenergik | Tizanadine | 2-36 mg oral per hari | Spastisitas |
Benzodiazepine | Clonazepam | 0,5-1 mg oral per hari, dapat ditingkatkan hingga 4-8 mg per hari | Spastisitas, nyeri neuropatik, tremor |
Diazepam | 5-60 mg oral dibagi dalam 3-4 dosis per hari | Spastisitas, spasme otot | |
Obat anti inflamasi non steroid | Ibuprofen | 200-400 mg oral, tiap 4-6 jam | Nyeri sekunder |
Naproxen | 500 mg oral dilanjutkan 250 mg tiap 6-8 jam atau 500 mg tiap 12 jam | ||
Diklofenak | 50 mg oral per 8 jam | ||
Antikonvulsan | Gabapentin | Nyeri neuropatik: 30 mg oral, 1-3 kali per hari Tremor: 1200-1800 mg oral per hari | Spastisitas, nyeri neuropatik, tremor |
Carbamazepine | 200-400 mg oral per 12 jam | ||
Pregabalin | 75-150 mg oral per 12 jam | ||
Selective serotonin/nonepinephrine reuptake inhibitor | Duloxetine | 60 mg oral per hari | Nyeri neuropatik, depresi |
Antispasmodik | Tolerodine | 2 mg oral per 12 jam | Disfungsi berkemih |
Oxybutinin | 5 mg per oral, 2-3 kali per hari | ||
Laksatif | Docusate sodium, Psyllium, Methycellulose | - | Konstipasi |
Penghambat kanal kalium | Dalfampridine | 10 mg oral, 2 kali per hari | Memperbaiki kemampuan berjalan |
Stimulan | Modafinil | 200 mg oral, 1 kali di pagi hari | Fatigue, narkolepsi |
Methylphenidate | 20-30 mg/hari oral, dosis terbagi setiap 8-12 jam | ||
Dextroamphetamine | 10 mg/hari oral, maksimal 60 mg/hari |
Sumber: karya dr. Saphira
Rehabilitasi
Rehabilitasi multidisiplin dapat membantu mengurangi disabilitas dan memperbaiki kualitas hidup pasien multiple sclerosis. Fisioterapi yang dilakukan selama 8 minggu dapat bermanfaat untuk gangguan keseimbangan dan gait. Fisioterapi yang dilakukan selama masa perawatan 3 minggu dilanjutkan dengan latihan di rumah minimal 15 minggu dilaporkan efektif mengurangi disabilitas pasien. Latihan motorik, sensorik, dan keseimbangan selama 3 minggu juga dilaporkan dapat memperbaiki keseimbangan dan gait pasien. Latihan untuk otot pernapasan (khususnya untuk inspirasi) selama minimal 10 minggu dapat memperbaiki tekanan inspirasi maksimal. [2,25]
Terapi Stem Cell
Terapi stem cell atau sel punca memiliki potensi untuk multiple sclerosis tipe progresif. Beberapa penelitian klinis fase 1 dan 2 menunjukkan keamanan terapi ini, perbaikan pada hasil pemeriksaan tajam penglihatan dan visual evoked potential, serta terjadinya remyelinasi pada sampel hewan percobaan. [26]