Pendahuluan Tortikolis
Tortikolis merupakan kondisi puntiran pada kepala dan leher yang disebabkan oleh otot leher yang memendek, terutama otot sternokleidomastoideus. Kepala umumnya akan mengarah ke sisi otot yang memendek, sementara dagu memutar ke arah berlawanan. Tortikolis bisa terjadi pada semua usia, dari bayi baru lahir hingga dewasa. Kondisi ini dapat bersifat kongenital maupun acquired.[1,2]
Penyebab tortikolis kongenital adalah trauma leher janin saat persalinan, misalnya karena persalinan pervaginam sungsang atau persalinan dengan forceps. Trauma otot sternokleidomastoideus dapat menyebabkan fibrosis dan pemendekan otot. Sementara itu, penyebab tortikolis acquired umumnya adalah spasme otot (distonia) fokal atau gangguan dari sistem saraf pusat akibat inflamasi, infeksi, atau trauma.
Diagnosis tortikolis biasanya dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik, yakni dengan menemukan rotasi, fleksi, ekstensi, atau puntiran ke sinistra/dekstra pada leher. Selain itu, tortikolis bisa disertai massa di leher dengan konsistensi lunak, tidak nyeri bila ditekan, serta keterbatasan lingkup gerak leher. Pemeriksaan tambahan seperti X-ray, CT scan leher, MRI, dan ultrasound juga dapat dilakukan bila perlu.[3,4]
Penatalaksanaan tortikolis dapat berupa terapi konservatif maupun bedah. Terapi konservatif meliputi terapi medikamentosa dan terapi fisik. Benzodiazepin, muscle relaxant, antikolinergik, atau injeksi toksin botulinum lokal intramuskular dapat diberikan bagi pasien tortikolis. Sementara itu, pembedahan biasanya dilakukan jika manajemen konservatif gagal atau penyebab definitif dapat diidentifikasi.[5,6]