Edukasi dan Promosi Kesehatan Transient Ischemic Attack (TIA)
Edukasi dan promosi kesehatan transient ischemic attack (TIA) yang utama adalah terkait risiko perkembangan menjadi stroke dan menghasilkan defisit neurologis permanen. Jelaskan pada pasien apa faktor risiko rekurensi dan perkembangan TIA menjadi stroke, serta bagaimana upaya pencegahan yang perlu dilakukan.[1,3]
Edukasi Pasien
Edukasi yang harus diberikan pada pasien TIA adalah mengenai kemungkinan adanya rekurensi TIA yang bahkan dapat berkembang menjadi stroke. Pasien dan keluarga perlu diedukasi untuk mengenali tanda dan gejala TIA dan stroke serta mengetahui faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan rekurensi.[1,3]
Pasca TIA, akan terjadi peningkatan risiko kejadian kardiovaskular, terutama pada pasien TIA dengan aterosklerosis ekstensif. Oleh sebab itu, faktor risiko seperti hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan merokok merupakan faktor risiko yang harus dimodifikasi.
Jelaskan bahwa target tekanan darah yang dianjurkan adalah <140/90 mmHg dan <130/80 mmHg pada pasien diabetes, dengan tujuan pencegahan jangka panjang rekurensi. Untuk pasien TIA dengan aterosklerosis, target pemberian terapi statin adalah kadar low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) harus di bawah 100 mg/dL. Jika lebih, maka harus diberikan terapi intensif penurunan kadar lipid.[4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pola hidup sehat seperti berhenti merokok, melakukan aktivitas fisik, diet gizi seimbang, dan kontrol berat badan ideal juga sangat berpengaruh dalam menurunkan faktor risiko rekurensi dan komplikasi TIA dalam tahun-tahun mendatang.[3,4]
Kontrol Faktor Risiko Kardiovaskular
Pencegahan utama TIA melibatkan pengendalian faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti tekanan darah tinggi, diabetes melitus, hiperlipidemia, dan merokok. Ini bisa dilakukan dengan mengadopsi gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang rendah garam dan lemak, berolahraga secara teratur, dan menghindari merokok.[3,4]
Pencegahan Farmakologi
Pemberian obat antiplatelet, seperti aspirin, sering direkomendasikan untuk mengurangi risiko pembekuan darah dan mencegah terjadinya TIA atau stroke pada individu dengan faktor risiko kardiovaskular yang tinggi.
Pada beberapa kasus, terutama pada pasien dengan riwayat atrial fibrilasi atau gangguan irama jantung lain, mungkin diperlukan pemberian antikoagulan untuk mencegah pembentukan bekuan darah yang dapat menyebabkan TIA atau stroke.[1-3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Imanuel Natanael Tarigan