Patofisiologi Cracked Nipple dan Inverted Nipple
Patofisiologi cracked nipple berhubungan dengan proses menyusui yang tidak tepat, sedangkan patofisiologi inverted nipple dikaitkan dengan kegagalan proliferasi jaringan mesenkim untuk mendorong puting susu pada masa kehamilan. [2,7]
Patofisiologi Cracked Nipple
Cracked nipple adalah lesi kutan makroskopik pada ujung dan areola payudara, yang dapat berupa hilangnya jaringan kulit, luka, celah, eritema, edema, atau lepuhan.
Cracked nipple sering kali disebabkan perlekatan yang tidak baik. Bayi akan menarik puting keluar-masuk saat menyusu. Jika perlekatan saat menyusui tidak tepat, akan terjadi gesekan antara kulit ibu dengan mulut bayi dan tekanan kuat pada puting.
Penyebab cracked nipple lain adalah infeksi Staphylococcus aureus dan Candida albicans, atau frenulum bayi yang pendek. [6,7]
Patofisiologi Inverted Nipple
Inverted nipple dapat disebabkan oleh kegagalan perkembangan duktus laktiferus dan pertumbuhan selama maturasi jaringan payudara, atau fibrosis di sekitar duktus laktiferus akibat inflamasi (misalnya mastitis, kanker, atau riwayat pembedahan sebelumnya).
Pada perkembangan fetus minggu ke enam, kuncup payudara terbentuk di sepanjang garis ASI. Kemudian, kelenjar susu berkembang sebagai pertumbuhan epitel ke dalam jaringan mesenkim. Pada bulan ke delapan atau ke sembilan, lubang terbentuk di pintu masuk duktus. Proliferasi jaringan mesenkim dan lemak di bawah lubang tersebut, menyebabkan elevasi ke atas kulit dan membentuk proyeksi puting. Kegagalan pertumbuhan mesenkim atau pemanjangan saluran laktiferus dapat menyebabkan inverted nipple kongenital. [3]