Prognosis Distosia Bahu
Prognosis distosia bahu ditentukan oleh komplikasi yang timbul pada ibu maupun pada bayi. Komplikasi terberat yang bisa terjadi adalah kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan pasca melahirkan, akibat laserasi jalan lahir maupun perburukan kontraksi uterus. Sementara, kematian bayi umumnya disebabkan oleh hipoksia hingga asfiksia berat akibat persalinan yang terlalu lama.[20,21]
Komplikasi Maternal
Persalinan pervaginam dengan distosia bahu dapat menyebabkan ibu mengalami komplikasi berikut:
- Perdarahan pasca melahirkan
- Laserasi jalan lahir derajat III dan IV
- Simfisiolisis atau diastasis pubis
- Fistula rekto-vaginal
Ruptur uterus[22]
Komplikasi Janin atau Bayi
Distosia bahu dapat menyebabkan persalinan macet (distosia), sehingga lama persalinan memanjang. Kasus ini berisiko janin atau bayi mengalami hipoksia, asfiksia, hingga kematian janin.
Selain itu, berbagai manuver yang dilakukan dalam tata laksana distosia bahu dapat menyebabkan komplikasi fraktur klavikula, fraktur humerus, dan paralisis pleksus brakialis pada bayi.[22]
Prognosis
Kasus distosia bahu ini memang tidak sering terjadi, tetapi dapat membahayakan ibu dan janin apabila tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Berbagai komplikasi yang berbahaya seperti asfiksia bayi dan perdarahan jalan lahir pada ibu yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan mortalitas pada ibu dan bayi.[1]