Edukasi dan Promosi Kesehatan Kanker Ovarium
Edukasi dan promosi kesehatan pada kanker ovarium adalah bahwa pembedahan merupakan terapi utama, diikuti dengan kemoterapi. Pada pasien yang bukan kandidat pembedahan, maka kemoterapi perlu diberikan. Sampaikan mengenai rencana terapi, kemungkinan komplikasi, serta prognosis. Deteksi dini disarankan pada populasi berisiko tinggi seperti orang dengan riwayat keluarga menderita kanker.[4]
Edukasi Pasien
Pasien yang menderita kanker ovarium harus mendapatkan edukasi dan informasi mengenai penyakitnya, rencana terapi, komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosisnya. Sampaikan bahwa pemilihan terapi akan dilakukan berdasarkan stadium kanker dan keinginan pasien terkait fertilitas. Pembedahan merupakan terapi pilihan, tapi biasanya pasien akan tetap memerlukan kemoterapi.
Jika pasien mendapat kemoterapi, jelaskan apa saja perubahan yang dapat dialami pasien. Sampaikan mengenai kerontokan rambut, mual, muntah, nyeri, dan berbagai efek kemoterapi lainnya. Sarankan pasien untuk mengikuti kelompok pendukung untuk mencegah pasien merasa kesepian dan mengalami depresi.
Selain itu, jelaskan bahwa pasien mungkin memerlukan skrining kanker payudara, terutama jika pasien memiliki gen BRCA.[1,4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Skrining rutin kanker ovarium pada populasi umum dengan memeriksa penanda tumor CA-125 dan pemeriksaan USG tidak direkomendasikan. Deteksi dini perlu dilakukan pada populasi berisiko tinggi, yakni orang dengan riwayat kanker ovarium atau kanker payudara dalam keluarga. Lakukan pemeriksaan genetik untuk melihat ada tidaknya mutasi gen BRCA1 dan BRCA2, pemeriksaan pelvis, USG, dan pemeriksaan biomarker CA-125.
Pemberian kontrasepsi oral kombinasi telah dilaporkan dapat menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium dan dinilai aman untuk orang dengan mutasi pada BRCA1 dan BRCA2. Ligasi tuba juga diasosiasikan dengan penurunan risiko kanker ovarium, baik pada populasi umum, maupun pada wanita berisiko tinggi.
Salfingo-ooforektomi terbukti menurunkan risiko kanker ovarium hingga 80% pada wanita dengan mutasi pada BRCA1 dan BRCA2. Tindakan ini juga perlu dipertimbangkan sebagai metode sterilisasi, serta dapat dilakukan bersamaan pada tindakan histerektomi. Beberapa studi telah membuktikan bahwa salpingectomy oportunistik dapat mengurangi risiko kanker ovarium.
Konseling genetik perlu disarankan pada wanita dengan risiko tinggi, khususnya pada orang dengan riwayat keluarga menderita kanker.[1,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta