Edukasi dan Promosi Kesehatan Mastitis
Edukasi dan promosi kesehatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan mastitis secara garis besar adalah edukasi teknik menyusui, serta menjaga kebersihan payudara dan pompa selama menyusui.[12]
Edukasi
Hal-hal yang perlu disampaikan pada edukasi pasien mastitis antara lain:
- Teknik menyusui yang baik, mencakup perlekatan bayi dan mengosongkan payudara setelah setiap sesi menyusui
- Menjaga kebersihan puting dan alat pompa ASI, sehingga dapat meminimalkan risiko berkembangnya mastitis laktasi [5]
Tanda dari perlekatan menyusui yang baik adalah bayi menyusu dengan mulut yang terbuka lebar dan lidah yang aktif. Ritme menyusui juga merupakan tanda bahwa perlekatan terjadi baik. Awalnya, bayi akan menyusu dengan cepat untuk merangsang refleks oksitosin dan pengeluaran ASI. Kemudian, bayi akan menghisap dengan lebih pelan dan dalam ketika ASI sudah mulai keluar. Ibu juga bisa mendengar atau melihat bayi menelan, tubuh relaksasi, dan tidak ada kesulitan dalam bernapas.[5]
Promosi Kesehatan dan Pencegahan
Pencegahan pasien dengan mastitis dapat dilakukan dengan cara mengajarkan teknik menyusui, mengajarkan ibu untuk memeriksa payudara mereka secara seksama jika terdapat tanda-tanda aliran susu stasis yang meningkatkan risiko mastitis, serta ingatkan pula ibu untuk beristirahat dan menjaga kebersihan saat menyusui.[4]
Teknik Menyusui
Teknik menyusui diajarkan kepada ibu sehingga ibu dapat memposisikan bayi secara tepat dan nyaman ketika menyusui. Ingatkan kepada ibu untuk tidak pernah membatasi jumlah ASI yang diberikan selama bayi ingin menyusui. Tekankan pada ibu agar tidak perlu takut bahwa ASI akan habis jika bayi minum terlalu banyak karena produksi ASI akan terus berlanjut selama bayi menyusui.
Ibu juga perlu diajarkan untuk dapat mengatasi jika payudara terlalu penuh dan bayi sedang tidak ingin menyusu dengan menggunakan pompa payudara.[4]
Tanda-tanda Aliran Susu Stasis
Tanda-tanda aliran susu stasis penting untuk diajarkan, sehingga seorang ibu menyusui dapat melakukan pemeriksaan terhadap payudara jika terdapat benjolan, nyeri, atau kemerahan. Jika ibu mendapatkan adanya tanda-tanda aliran susu stasis, ibu sebaiknya beristirahat, meningkatkan frekuensi menyusui, menghangatkan payudara sebelum mulai menyusui dan memijat bagian payudara yang terasa bengkak. Namun, ibu perlu menghubungi petugas kesehatan jika gejala tidak membaik dalam 24 jam.[4]
Istirahat
Kelelahan sering menjadi salah satu penyebab mastitis, maka dokter perlu mendorong ibu menyusui untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini dapat dilakukan dengan mengingatkan anggota keluarga bahwa ibu yang menyusui membutuhkan lebih banyak bantuan, serta mendorong para ibu untuk meminta bantuan jika merasa perlu.[4]
Menjaga Kebersihan
Salah satu organisme yang paling umum menyebabkan mastitis adalah Staphylococcus aureus, sehingga kebersihan tangan tidak boleh diabaikan. Penting untuk mengajarkan kepada ibu baru untuk mencuci tangan dan area payudara dengan baik. Menjaga peralatan pompa juga perlu dilakukan karena dapat menjadi sumber kontaminasi dan harus dicuci bersih dengan sabun serta air panas setelah digunakan.[4]
Hal-hal Lain yang Bermanfaat untuk Mencegah Mastitis
Berdasarkan tinjauan sistematis Cochrane tahun 2020, beberapa hal terbukti menurunkan risiko mastitis setelah melahirkan. Meskipun berbasis bukti lemah, probiotik, seperti lactobacillus, terbukti menurunkan risiko mastitis dibandingkan plasebo. Acupoint massage juga terbukti menurunkan risiko mastitis dan nyeri payudara, daripada perawatan payudara biasa. Selain itu, masase payudara dan penggunaan low frequency pulse treatment juga terbukti lebih mencegah mastitis.[21,23]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra