Pendahuluan Polyhidramnion
Polyhidramnion, yang juga biasa dikenal dengan istilah “hidramnion” adalah peningkatan patologis volume cairan amnion hingga lebih dari 2000 mL, sedangkan pada usia 22-39 minggu kehamilan rata-rata volume cairan amnion sekitar 630-817 mL. Patofisiologi polyhidramnion karena ketidakseimbangan antara produksi dan reabsorbsi cairan amnion. Produksi meningkat bisa karena poliuri fetus yang sering dihubungkan dengan gestational diabetes dan makrosomia. Reabsorpsi terganggu bila terdapat anomali fetal dengan gangguan menelan cairan amnion.[1,2,5]
Etiologi bisa berasal dari maternal, fetal, maupun plasental, namun 50% kasus adalah idiopatik. Faktor risiko yang sering ditemukan adalah diabetes gestational, kehamilan ganda, infeksi pada kehamilan dan anomali fetal. Epidemiologi polyhidramnion antara 0,2-1,6 % dari jumlah total seluruh kehamilan di dunia.[1-3]
Diagnosis polyhidramnion terutama ditegakkan dengan ultrasonografi. Pada kasus berat keluhan ibu hamil bisa sesak dan ketegangan uterus, saat pemeriksaan fisik terlihat tinggi fundus yang lebih tinggi daripada usia kehamilan, uterus tegang dan sulit meraba bagian janin. Pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan amniosentesis dilakukan untuk mencari faktor etiologi. Tata laksana bertujuan untuk mengurangi volume cairan amnion, memperpanjang kehamilan dan menjamin kenyamanan ibu. Metode yang dilakukan bisa dengan amnioreduksi serta obat-obatan jenis NSAIDs, seperti indomethacin dan sulindac. Polyhidramnion ringan (37% kasus) dapat hilang dengan sendirinya tanpa diberikan terapi apapun.[1,3,5]
Persalinan dengan polyhidramnion tidak dianjurkan untuk induksi dan diharapkan dapat normal pervaginal. Akan tetapi perlu pengawasan yang ketat terhadap kemungkinan persalinan preterm, ketuban pecah dini, malpresentasi, distosia, prolaps tali pusat dan perdarahan postpartum. Prognosis bergantung pada derajat polyhidramnion dan penyebabnya, dimana mortalitas perinatal meningkat 2-5 kali pada kasus polyhidramnion idiopatik. Komplikasi yang terjadi biasanya akibat overdistensi uterus.[1,2]
Edukasi pada keadaan polyhidramnion bertujuan agar memberi kenyamanan sebesar mungkin kepada ibu hamil, memperpanjang masa kehamilan, dan memperkecil risiko mortalitas neonatus.[1,5]