Pendahuluan Vaginitis
Vaginitis adalah inflamasi vagina, yaitu segala kondisi dengan gejala keputihan abnormal yang umumnya berbau dan disertai gejala iritasi, rasa gatal, dan terbakar. Vaginitis adalah penyakit yang sering ditemui dan penyebab yang paling sering ditemukan adalah vaginosis bakteri, vaginal candidiasis, trikomoniasis dan vaginitis non infeksi.[1,2]
Penyebab vaginitis tersering adalah bakterial vaginosis terjadi sebanyak 40‒50%, kandidiasis vulvavagina sebanyak 20‒25%, dan trikomoniasis terjadi sebanyak 15‒20% dari jumlah kasus yang ditemukan. Vaginitis juga dapat disebabkan karena hormonal, iritasi, dan alergi. Prevalensi vaginitis karena penyakit tidak menular sebanyak 5‒10%.[1,2]
Diagnosis vaginitis membutuhkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Tanda dan gejala yang menunjukkan adanya kemungkinan bakterial vaginosis, kandidiasis vulvavagina, dan trikomoniasis adalah keputihan yang cheesy, curdy, bau amis, disertai tanda peradangan, seperti rasa gatal pada vulva dan kemerahan pada vagina.[1,2]
Penatalaksanaan vaginitis dapat nonfarmakologi dan farmakologi. Terapi oral dan topikal clindamycin atau metronidazol sangat efektif mengeradikasi bakterial vaginosis. Terapi nitroimidazole seperti metronidazol secara oral dapat digunakan untuk kasus trikomoniasis. Sedangkan kandidiasis vulvavagina harus diterapi dengan obat antijamur baik secara oral maupun topikal.[3]
Pada kasus penyakit menular seksual, pasangan harus diterapi secara bersamaan. Vaginitis atrofi yang disebabkan defisiensi estrogen dengan gejala vagina kering, gatal, iritasi, discharge, dan dispareunia dapat diberikan preparat estrogen.[3]