Pendahuluan Karsinoma Kulit Nonmelanoma
Istilah karsinoma kulit nonmelanoma atau karsinoma keratinosit umumnya merujuk kepada karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Namun, karsinoma kulit nonmelanoma atau KKNM juga mencakup limfoma kutis, tumor adneksa, karsinoma sel Merkel, dan neoplasma kulit primer yang langka lainnya.[1,2]
Prevalensi karsinoma sel basal (KSB) mencapai 75–80% dari seluruh jenis karsinoma kulit nonmelanoma, sedangkan karsinoma sel skuamosa (KSS) memiliki prevalensi 20%. Beberapa tipe KKNM lain yang jarang ditemukan adalah karsinoma sel Merkel, dermatofibrosarkoma protuberans, dan cutaneous T-cell lymphoma.[1,2]
Insiden KKNM meningkat tiap tahunnya dengan 2–3 juta kasus baru terdiagnosis tiap tahun. Baik KSB maupun KSS sama-sama berkembang perlahan dan sering ditemukan pada stadium awal. Metastasis jarang terjadi pada KSB dan KSS. Namun, metastasis pada kasus KSS biasanya bersifat fatal.[1]
Etiologi karsinoma kulit nonmelanoma meliputi kombinasi berbagai faktor, seperti faktor lingkungan, faktor genetik, dan fenotip. Pajanan sinar ultraviolet juga memiliki peranan penting dalam patogenesis penyakit ini.[1]
Diagnosis KKNM dapat ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis lesinya dan biopsi. Penatalaksanaan karsinoma kulit nonmelanoma adalah eksisi dan Mohs micrographic. Tindakan lain yang bisa menjadi opsi adalah curettage dan elektrodesikasi, radioterapi, terapi fotodinamik, dan terapi medikamentosa topikal ataupun sistemik.[1]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur