Prognosis Wilms Tumor (Nefroblastoma)
Faktor penentu prognosis pada Wilms tumor, atau disebut juga nefroblastoma, meliputi karakteristik histologis tumor, seperti adanya anaplasia, serta respons terhadap terapi. Stadium tumor juga berperan penting, di mana stadium III dan IV berhubungan dengan prognosis yang lebih buruk. Komplikasi potensial dari Wilms tumor mencakup risiko gagal ginjal, penyakit kardiovaskular, metastasis paru, infertilitas, dan kemungkinan terjadinya malignansi sekunder.[1-4]
Komplikasi
Salah satu komplikasi Wilms tumor adalah gagal ginjal, terutama pada pasien dengan tumor bilateral atau mereka yang menerima terapi radiasi pada ginjal. Pada pasien dengan Wilms tumor unilateral, risiko gagal ginjal jangka panjang relatif rendah, tetapi meningkat pada kasus bilateral dan pada pasien dengan sindrom predisposisi tertentu seperti sindrom Denys-Drash.
Selain itu, terapi intensif seperti kemoterapi dan radioterapi dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, termasuk toksisitas kardiovaskular, pulmoner, dan endokrin. Risiko penyakit jantung, seperti kardiomiopati, dapat muncul akibat penggunaan obat kemoterapi, sementara radioterapi dapat menyebabkan fibrosis paru atau gangguan fungsi paru.
Komplikasi lain yang harus diwaspadai adalah risiko terjadinya neoplasma sekunder. Terapi radiasi dan beberapa jenis kemoterapi diketahui meningkatkan risiko kanker sekunder, seperti osteosarkoma, leukemia, atau karsinoma tiroid. Selain itu, infertilitas juga menjadi risiko bagi pasien yang menjalani terapi radiasi pada area pelvis.[1-4]
Prognosis
Prognosis Wilms tumor dipengaruhi oleh stadium dan histologi sel tumor. Tampilan histologi favorable memiliki tingkat kesintasan mencapai 99%, sementara histologi unfavorable memiliki laju kesintasan 84% hingga 34%. Gagal ginjal stadium akhir terjadi pada 1% pasien, umumnya karena tumor bilateral metakronos. Sementara itu, perempuan dengan sindrom WAGR (Wilms tumor, Aniridia, Genitourinary anomalies, dan Retardasi mental) berisiko mengalami gonadoblastoma.[1]
Prognosis yang lebih buruk berhubungan dengan beberapa kondisi berikut:
- Histologi anaplastik pada tumor stadium II hingga IV
- Anaplasia difusa lebih buruk dari fokal
- Hilangnya heterozigot pada kromosom 1p, 1q, 11p15, dan 16q atau adanya TP53
- Stadium yang lebih tinggi
- Usia lebih dari dua tahun
- Ukuran tumor lebih besar
- Resisten terhadap kemoterapi.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Apri Haryono Hafid