Epidemiologi Fraktur Tulang Rusuk
Epidemiologi fraktur tulang rusuk baik insidensi maupun prevalensi, terkait erat dengan pasien trauma. Pasien lanjut usia yang mengalami trauma tumpul dada juga cenderung mengalami fraktur tulang rusuk atau fraktur kosta. Fraktur stres tulang rusuk paling sering ditemukan pada orang yang melakukan aktivitas gerakan berulang, termasuk atlet dayung, golf, tenis, dan bisbol.[3,7,8]
Global
Fraktur tulang rusuk dilaporkan terjadi pada 10% pasien yang datang ke rumah sakit dengan riwayat trauma. Sekitar 35−50% pasien trauma tumpul dada mengalami fraktur tulang rusuk. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kunjungan pasien gawat darurat untuk kondisi fraktur tulang rusuk dari tahun 2006 hingga 2014, sebesar 19,4%.[8-10]
Indonesia
Indonesia belum memiliki data epidemiologi spesifik terkait insiden dan prevalensi fraktur tulang rusuk. Penelitian Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2018 menunjukkan bahwa proporsi pasien yang mengalami cedera pada bagian dada adalah 2,6% dari seluruh cedera. Penelitian ini menilai pada 1.017.290 orang dengan riwayat cedera yang mengganggu aktivitas sehari-hari.[11]
Mortalitas
Mortalitas yang dilaporkan pada pasien fraktur tulang rusuk dapat dibedakan berdasarkan usia. Pada pasien dewasa, tingkat mortalitas fraktur tulang rusuk adalah 10% dengan sebagian besar kematian dikaitkan dengan cedera. Pada pasien lansia, tingkat mortalitas fraktur tulang rusuk mencapai 20% yang terkait dengan gagal napas progresif dan pneumonia.[1,4]
Pasien dengan fraktur tulang kosta I memiliki mortalitas yang lebih tinggi, yaitu 36%. Kondisi ini terkait dengan cedera pembuluh darah subklavia dan pleksus brakialis. Sementara pasien dengan fraktur lebih dari 7 tulang kosta memiliki tingkat mortalitas 30%.[1,4]