Prognosis Rhabdomyosarcoma
Prognosis rhabdomyosarcoma dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko seperti umur, lokasi tumor primer, tipe histologi, ukuran tumor, stadium, dan metastasis. Orang dewasa dilaporkan memiliki prognosis yang lebih jelek daripada anak-anak.[1,36]
Pada tahun 1995 International Classification for Childhood Rhabdomyosarcoma memperkenalkan klasifikasi rhabdomyosarcoma berdasarkan kategori prognostiknya, antara lain:
-
Superior prognosis: Botryoid dan Spindle cell rhabdomyosarcoma
-
Intermediate prognosis: Embryonal rhabdomyosarcoma
Poor prognosis: alveolar rhabdomyosarcoma dan tipe anaplastik difus
- Subtipe dengan prognosis yang tidak dapat dievaluasi[5]
Komplikasi
Komplikasi dari rhabdomyosarcoma terjadi akibat dari pertumbuhan tumor itu sendiri dan juga dari terapi yang dilakukan. Komplikasi yang terkait tumor meliputi rekurensi dan metastasis. Meskipun lebih dari 90% anak dengan nonmetastatic rhabdomyosarcoma mencapai remisi total dengan pengobatan saat ini, sepertiga dari pasien dilaporkan mengalami rekurensi. Metastasis dari rhabdomyosarcoma biasanya adalah ke paru, tulang, dan jaringan lainnya.[1,6,37]
Beberapa komplikasi yang terkait dengan terapi rhabdomyosarcoma anntara lain:
Kardiomiopati: biasanya pada pasien dengan penggunaan cyclophosphamide dan anthracycline.
- Gagal napas
- Gangguan metabolisme: biasanya pada penggunaan ifosfamide, memicu terjadinya sindrom Fanconi (renal electrolyte wasting)
- Keganasan sekunder: biasanya karena agen kemoterapi alkylating; radioterapi dapat memicu tumor sekunder pada kulit dan tulang; etoposide meningkatkan resiko terjadinya leukemia myelogenous akut[1,6]
Prognosis
Pada pasien dengan tumor lokal, kesintasan 5 tahun secara keseluruhan dilaporkan membaik hingga mencapai 80% karena terapi kombinasi. Secara umum orang dewasa memiliki kesintasan 5 tahun yang lebih jelek daripada anak-anak (27% versus 61%). Kesintasan 5 tahun rhabdomyosarcoma orbita diperkirakan 84.3%. Pada pasien dengan rhabdomyosarcoma yang telah bermetastasis, kesintasan 5 tahun tergolong rendah yaitu kurang dari 25%.[31,38]
Berdasarkan analisis yang dilaporkan oleh program Surveillance, Epidemiology, and End Results (SEER), mortalitas yang tinggi berkaitan dengan usia, lokasi tumor dan gambaran histopatologi. Kesintasan 5 tahun pada anak berusia 1-4 tahun adalah 77% dan lebih jelek pada bayi dan orang dewasa, yaitu masing-masing 47% dan 48%.[3,6]
Regio mata dan genitourinari memiliki prognosis yang paling baik (masing-masing 86% dan 80%). Regio dengan prognosis yang kurang baik termasuk tumor pada ekstremitas (50%), retroperitoneum (52%), dan trunkus (52%). Secara histopatologi, subtipe embrional memiliki prognosis paling baik (67%) dibandingkan dengan subtipe alveolar (49%). Kebanyakan pasien dengan kekambuhan lokal dapat disembuhkan dengan terapi penyelamatan, terutama jika kekambuhan terjadi setelah terapi awal selesai.[3,6]