Patofisiologi Spondylolisthesis
Patofisiologi spondylolisthesis adalah defek pada vertebra yang menyebabkan pergeseran segmen tulang belakang. Defek vertebra dapat disebabkan oleh proses kongenital, degeneratif, trauma, maupun infeksi. Spondilolistesis dapat terjadi di regio vertebra manapun, tetapi lokasi tersering pada regio vertebra lumbal karena rentan mengalami cedera akibat menahan beban atau peregangan berulang akibat aktivitas fisik.[1,7,13]
Anatomi Vertebra
Vertebra merupakan suatu sistem axis dari tubuh manusia yang terdiri dari kolumna vertebra, spinal cord, otot-otot, dan jaringan lunak. Kolumna vertebra tersusun secara simetris bilateral dan tersegmentasi. Fungsi vertebra adalah sebagai penyangga tubuh saat berdiri dan duduk, pelindung spinal cord, dan pergerakan.[9-11]
Vertebra secara umum terdiri atas beberapa bagian, yaitu corpus, arcus yang terdiri dari pedikel dan lamina, prosesus yang terdiri dari spinosus dan transversus, serta foramina vertebra maupun neural. Terdapat diskus intervertebral yang terletak di antara dua korpus vertebra, kecuali antara servikal ke-1 dan ke-2, serta antara sakral yang menyatu. Fungsi diskus intervertebral adalah memberikan stabilitas pada kolumna vertebra, memungkinkan pergerakan fleksi, dan penyerapan serta distribusi tekanan beban.[9-11]
Diskus intervertebral terdiri dari annulus fibrosus dan nukleus pulposus. Selain itu, terdapat sendi facet yang berpasangan dan terletak di antara prosesus artikular inferior dan superior pada tulang vertebra yang berdekatan. Sendi facet tersusun dari kapsul dan meniskus yang dapat mengalami proses degeneratif. Regio antar sendi facet tersering mengalami fraktur maupun spondilolisis, yang menjadi faktor predisposisi spondilolistesis.[7-11]
Proses Degeneratif pada Vertebra
Setelah usia 30 tahun, kompleksitas persendian, ligamen, diskus intervertebral, dan regio antar sendi facet secara perlahan mulai mengalami proses degeneratif. Proses ini menyebabkan pergeseran segmen vertebra yang dapat menimbulkan kompresi pada diskus dan spinal cord. Jika terjadi pada lumbal, maka terjadi keluhan nyeri punggung bawah, serta penurunan kemampuan untuk berdiri tegak dan berjalan, sehingga terjadi hambatan mobilitas fisik dan peningkatan risiko trauma.[4,6,14]
Proses Kongenital pada Vertebra
Kelainan kongenital seperti spina bifida okulta dapat menyebabkan terjadinya defek pada permukaan sakrum posterior, sehingga terjadi ketidakstabilan vertebra yang progresif. Kondisi ini berisiko menyebabkan spondilolistesis.[1,7,13]
Trauma pada Vertebra
Trauma vertebra umumnya disebabkan tekanan mekanis yang berlebihan serta peningkatan gerakan fleksi dan ekstensi. Hal ini dapat menyebabkan defek pars dan pergeseran kolumna, yang akan menimbulkan kompresi pada duramater dan akar saraf dari setiap alignment. Pada beberapa keadaan, pergeseran kolumna akan menyebabkan penekanan pada diskus sehingga terjadi prolaps diskus.[1,7,13]
Infeksi pada Vertebra
Kondisi infeksi seperti spondylitis tuberculosis dapat menimbulkan destruksi tulang secara progresif. Kolaps vertebra akan menyebabkan deformitas vertebra, sehingga terjadi ketidakstabilan progresif.[7,13,15]
Defek Pars Interarticularis
Kondisi spondilolisis yang timbul akibat kelainan pada arkus neuralis serta adanya defek pada pars interarticularis akan menimbulkan celah pada struktur kolumna, dan memberi penekanan pada korpus vertebra. Kondisi ini dapat menimbulkan subluksasi pada permukaan superior atau dislokasi tulang belakang ke anterior.[1,7,12]