Prognosis Spondylolisthesis
Prognosis spondylolisthesis mayoritas mengalami perbaikan klinis dengan penatalaksanaan konservatif, terutama pada spondilolistesis istmik grade 1 dan 2. Spondilolistesis bukan merupakan suatu kondisi yang mengancam jiwa, tetapi dapat menurunkan kualitas hidup penderita.[7,12]
Komplikasi
Komplikasi spondilolistesis yang paling umum adalah radikulopati. Spinal stenosis dan sindrom kauda ekuina dapat terjadi jika vertebra lumbal bergeser secara signifikan. Selain itu, spondilolistesis dapat menyebabkan degenerasi diskus secara progresif dan meningkatkan risiko nyeri punggung bawah diskogenik.[7,12]
Komplikasi tindakan operatif di antaranya adalah penelitian oleh Essam et al yang melaporkan tingkat komplikasi tindakan posterolateral fusion (PLF) sebesar 10,9%. Rincian komplikasi adalah 4,4% mengalami dural tear, 4,4% nerve root injury, dan 2,2% infeksi. Sementara, tingkat komplikasi pada operasi transforaminal lumbar interbody fusion (TLIF) sebesar 6,3%, dengan rincian sebanyak 4,2% infeksi luka superfisial dan 2,1% cedera dural.[26]
Prognosis
Perbaikan klinis pada penderita spondilolistesis tanpa gejala neurologis dengan penatalaksanaan konservatif menunjukkan hasil yang baik. Tingkat morbiditas pasien dapat meningkat jika terjadi penurunan fungsional neurologis. Apabila penatalaksanaan operatif diperlukan, tingkat keberhasilannya akan mencapai 10−15%.[7,12]
Keberhasilan penatalaksanaan operatif spondilolistesis menunjukkan posisi vertebra yang kembali normal, umumnya membutuhkan waktu sekitar 4-8 bulan. Follow up pasca operasi dilakukan pemeriksaan pencitraan serial dengan posisi lateral, yang dilakukan setiap 6 bulan. Selama masa pemulihan pasca operasi, pasien dianjurkan untuk fisioterapi untuk melatih mobilisasi dengan hati-hati.[4,25-30]