Epidemiologi Amebiasis
Epidemiologi amebiasis, dikenal juga sebagai amubiasis, amoebiasis, atau disentri ameba, terpusat pada negara-negara tropis dengan tingkat sanitasi yang rendah.[2]
Global
Amebiasis umumnya endemis di negara berkembang, karena sanitasi yang buruk. Penularan penyakit paling banyak akibat persediaan air yang terkontaminasi feses yang mengandung kista Entamoeba histolytica. Secara global, sekitar 50.000.000 orang terinfeksi protozoa E. histolytica. Belum ada vaksin atau obat profilaksis untuk mencegah amebiasis.[2]
Di Bangladesh, 11% anak mengalami amebiasis pada 1 tahun pertama kehidupan. Prevalensi yang hampir sama juga ditemukan di India, yaitu 13,7% dari hasil pemeriksaan PCR. Negara yang termasuk endemis di antaranya India, Indonesia, Meksiko, dan Thailand.[11-13]
Indonesia
Data terkait infeksi E. histolytica masih terbatas di Indonesia. Data tahun 2011 menunjukkan prevalensi amebiasis berkisar 10‒18%. Sebuah studi di Jakarta pada tahun 2009‒2010 menemukan bahwa 6,5% anak yang mengalami diare berdarah, dan hasil pemeriksaan feses menemukan trofozoit.[14,15]
Mortalitas
Setiap tahunnya, secara global >100.000 kematian akibat amebiasis, di mana penyebab utama adalah dehidrasi berat. Mortalitas tertinggi akibat kolitis ekstensif fulminan (>40%) dan amebiasis hepar dengan ruptur abses ke daerah perikardium (+30%).[2,8,14]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini