Prognosis Demam Rematik
Prognosis demam rematik tergantung pada seberapa cepat penyakit terdiagnosis dan diobati. Dengan pengobatan yang tepat. Kebanyakan pasien dapat pulih sepenuhnya tanpa masalah jantung jangka panjang. Namun, tanpa pengobatan yang memadai, demam rematik dapat menyebabkan komplikasi berupa kerusakan jantung, terutama pada katup jantung.[1,3,5]
Komplikasi
Penyakit jantung rematik adalah satu-satunya sekuele demam rematik jangka panjang yang signifikan karena dapat menyebabkan disabilitas hingga kematian. Penyakit jantung rematik dapat muncul beberapa tahun setelah demam rematik dengan manifestasi utama stenosis katup jantung, terutama katup mitral. Stenosis katup dapat mengakibatkan gagal jantung yang memerlukan tindakan pembedahan.
Pasien yang telah mengalami komplikasi menjadi penyakit jantung rematik berisiko mengalami rekurensi demam rematik, endokarditis infektif, dan stroke. Tingkat keparahan komplikasi jantung bervariasi, antara lain, namun tidak terbatas pada, endokarditis, aritmia, kerusakan katup jantung, dan gagal jantung kongestif.
Pankarditis pada demam rematik juga dapat menyebabkan gagal jantung kongestif, blokade jantung, atau efusi perikardial. Selain komplikasi jantung, komplikasi fibrosis periartikular (sendi Jaccoud) pada artritis rematik juga dapat terjadi, namun sangat jarang.[3,4,6]
Prognosis
Prognosis demam rematik bergantung pada derajat keterlibatan jantung secara keseluruhan, terutama derajat kerusakan katup jantung, selama fase akut. 60% pasien dengan karditis membaik dalam 10 tahun, namun prognosis memburuk pada pasien dengan karditis berat saat fase akut dimana sebagian besar akan berkembang menjadi penyakit jantung rematik yang signifikan.[1,3,6]
Resolusi Manifestasi Klinis
Artritis umumnya pulih dalam 4-6 minggu tanpa kerusakan jangka panjang atau permanen. Korea umumnya pulih secara bertahap dalam 6 minggu hingga 6 bulan tanpa adanya kerusakan permanen, namun dapat juga berlangsung hingga 2-3 tahun sehingga menjadi beban tersendiri bagi pasien dan keluarganya.[3,5]
Demam Rematik Kronik atau Demam Rematik yang Tidak Diterapi
Perjalanan penyakit demam rematik akut umumnya berlangsung selama 3 bulan. Demam rematik yang tidak diterapi akan meningkatkan risiko rekurensi demam rematik dan memperburuk prognosis. Demam rematik akut yang tidak diterapi atau menjalani terapi tidak adekuat dan menetap hingga lebih dari 6 bulan disebut demam rematik kronik. Demam rematik kronik terjadi pada <5% kasus demam rematik akut.[3,4,5]
Rekurensi Demam Rematik
Pasien dengan riwayat demam rematik berisiko mengalami rekurensi jika terinfeksi group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS) di kemudian hari, baik simtomatik maupun asimtomatik. Risiko rekurensi demam rematik dapat terjadi hingga usia 40 tahun.
20% kasus demam rematik mengalami rekurensi dalam 10 tahun setelah episode pertama demam rematik, dimana 4% kasus mengalami rekurensi pada tahun pertama, 10% kasus mengalami rekurensi dalam 1-5 tahun, dan 6% kasus mengalami rekurensi dalam 5-10 tahun.
Risiko kerusakan katup jantung meningkat pada kasus rekurensi ataupun demam rematik episode tunggal yang berat. Rekurensi demam rematik dapat dicegah dengan pemberian profilaksis sekunder sehingga memberikan prognosis yang lebih baik.[1,3,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani