Edukasi dan Promosi Kesehatan Demam Rematik
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien demam rematik diperlukan terkait risiko perkembangan menjadi penyakit jantung rematik. Pencegahan infeksi group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS) dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.[1,3,4]
Edukasi Pasien
Pasien atau orangtua pasien perlu diberikan informasi dan edukasi mengenai demam rematik dan risiko penyakit jantung rematik. Jelaskan secara sederhana apa itu demam rematik, bahwa ini merupakan kondisi radang yang berkembang setelah infeksi tenggorokan atau kulit oleh bakteri Streptococcus. Tekankan pentingnya mengikuti rencana pengobatan, dan jelaskan bahwa pengobatan dapat membantu mengatasi gejala dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Berikan saran tentang cara mengelola gejala, seperti dengan beristirahat yang cukup, minum banyak air, dan mengonsumsi obat sesuai petunjuk dokter. Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan dan menghindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi GABHS untuk mencegah infeksi ulang.
Sarankan gaya hidup sehat seperti pola makan seimbang, olahraga teratur, dan menghindari stres berlebihan untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan. Jika pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat atau ada efek samping selama pengobatan, mereka harus segera menghubungi dokter.
Pasien atau orangtua pasien juga perlu diedukasi mengenai risiko rekurensi demam rematik jika terinfeksi GABHS di kemudian hari sehingga pasien dianjurkan untuk segera berobat ke dokter jika muncul gejala nyeri tenggorokan. Kebersihan gigi dan mulut juga perlu dijaga. Selain itu, kepatuhan minum obat profilaksis perlu ditekankan untuk mencegah rekurensi demam rematik dan sekuelenya.[1,3,4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit dilakukan melalui pencegahan primordial, primer, dan sekunder.[1,5]
Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial bertujuan mengurangi transmisi infeksi GABHS, yaitu dengan meningkatkan kebersihan diri (personal hygiene) seperti mencuci tangan terutama setelah batuk atau bersin dan sebelum maka atau menyiapkan makanan. Langkah pencegahan lain adalah dengan meningkatkan akses fasilitas kesehatan dan meningkatkan kebersihan lingkungan secara keseluruhan.[1,5,6]
Pencegahan Primer
Pencegahan primer bertujuan mengidentifikasi dan memberikan terapi infeksi GABHS sedini mungkin untuk mencegah perkembangan menjadi demam rematik. Terapi antibiotik harus dimulai dalam 9 hari awitan infeksi GABHS. Inisiasi terapi juga diberikan pada populasi berisiko di daerah endemi meskipun belum terbukti infeksi GABHS atau masih menunggu hasil pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan penunjang tidak memungkinkan.[1,3,5]
Risiko transmisi GABHS mulai menurun pada 12 jam setelah terapi antibiotik dimulai, sehingga pasien dengan infeksi GABHS harus istirahat di rumah minimal 12 jam setelah mulai terapi antibiotik hingga afebris.[6]
Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan mengurangi risiko komplikasi dan rekurensi demam rematik, yaitu dengan pemberian antibiotik profilaksis jangka panjang pada semua pasien demam rematik.
Pilihan Antibiotik:
Antibiotik profilaksis yang direkomendasikan yaitu injeksi benzathine penicillin G (BPG) intramuskular dengan dosis dewasa dan anak >27 kg 1,2 juta U setiap 21-28 hari. Dosis anak ≤27 kg 600.000 U setiap 21-28 hari.[1,5]
Durasi pemberian antibiotik profilaksis bergantung pada ada tidaknya keterlibatan jantung pada setiap pasien. Pada pasien demam rematik tanpa karditis, antibiotik profilaksis diberikan selama 5 tahun atau hingga pasien berumur 18-21 tahun (dipilih durasi yang lebih panjang). Pada pasien demam rematik dengan karditis tanpa penyakit jantung residu kecuali regurgitasi mitral ringan, antibiotik profilaksis diberikan selama 10 tahun atau hingga usia 25 tahun (dipilih durasi yang lebih panjang).
Pada pasien demam rematik dengan karditis dan penyakit jantung residu, antibiotik profilaksis diberikan selama minimal 10 tahun setelah episode terakhir penyakit hingga pasien berumur 40-45 tahun atau bahkan seumur hidup. Profilaksis juga diberikan pada pasien yang terdiagnosis karditis subklinis secara ekokardiografi.[2,3,4]
Penulisan pertama oleh: dr. Shofa Nisrina Luthfiyani