Prognosis Human Papillomavirus (HPV)
Prognosis infeksi human papillomavirus (HPV) pada kebanyakan kasus adalah baik, tetapi rekurensi sering terjadi. Infeksi HPV juga dapat menyebabkan komplikasi seperti displasia intraepitel vulva, displasia serviks, dan kanker serviks. Beberapa pasien berisiko tinggi mengalami perkembangan menjadi kanker, misalnya pada pasien dengan gangguan sistem imun. Selain itu, seseorang yang telah didiagnosis mengalami infeksi HPV, memiliki risiko 5-20% terkena penyakit menular seksual lain, seperti gonorrhea dan klamidia.[5]
Komplikasi
Infeksi HPV dapat menyebabkan berbagai gangguan organ yang tergantung manifestasi klinis dari infeksi. Gejala yang muncul dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan atas, berupa lesi di lidah, tonsil, palatum, laring, dan hidung. Infeksi ini juga dapat meningkatkan risiko penularan infeksi menular seksual, seperti gonorrhea dan klamidia.
Selain itu, infeksi HPV yang bersifat persisten dapat berkembang menjadi lesi kanker, berupa kanker serviks, anus, dan saluran napas.[1,2] Kanker serviks dilaporkan menyebabkan setidaknya 21.000 kematian setiap tahunnya di Indonesia. Angka mortalitas akibat kanker serviks di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.[25]
Gangguan kehamilan dan persalinan dapat terjadi pada wanita hamil yang menderita infeksi HPV. Selain itu, ibu juga bisa menularkan infeksi HPV ke bayi saat dilahirkan.[1,2,8]
Komplikasi Penatalaksanaan
Komplikasi akibat pengobatan infeksi HPV umumnya terbatas pada area terapi. Komplikasi mencakup terbentuknya jaringan parut, vulvodynia, atau hiperesthesia.
Krioterapi dapat menyebabkan nyeri, edema, vesikel, bula, dan nekrosis. Pada kasus yang lebih jarang, dapat terjadi infeksi, perdarahan, jaringan parut abnormal, perubahan pigmen, parestesia, dan alopesia.
Terapi laser untuk kutil kelamin dapat menyebabkan perubahan pigmen, jaringan parut abnormal, dan infeksi. Untuk petugas kesehatan, perhatian khusus harus diberikan untuk mencegah infeksi pernapasan akibat penguapan jaringan yang terinfeksi virus.[1]
Prognosis
Prognosis pada infeksi HPV secara umum baik. Pada beberapa kasus, infeksi bersifat swasirna dalam 2 tahun dan tidak memerlukan terapi khusus. Meski demikian, rekurensi merupakan hal yang umum.
Pasien dengan infeksi HPV risiko tinggi yang persisten dapat berkembang menjadi kanker. Pasien yang mengalami penurunan kekebalan akibat terapi obat imunosupresif ataupun pasien dengan gangguan imunitas seluler seperti pasien HIV, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami infeksi HPV yang persisten.
Infeksi HPV pada vulva akan meningkatkan risiko displasia dan karsinoma sel skuamosa di vulva.[1,2]
Kanker Serviks
Kanker serviks menyebabkan mortalitas yang tinggi pada wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, lebih daro 21.000 kematian terjadi setiap tahunnya akibat kanker serviks.[25]
Kanker Orofaring
Dalam sebuah studi dilaporkan bahwa angka kesintasan 1 dan 2 tahun pada pasien dengan kanker orofaring yang HPV-positif lebih tinggi dibandingkan populasi HPV-negatif. Angka kesintasan 1 tahun pasien kanker orofaring HPV positif adalah 67% dibandingkan 49% pada pasien HPV negatif. Sementara itu, angka kesintasan 2 tahun pasien kanker orofaring HPV positif adalah 42% dibandingkan 27% pada pasien HPV negatif.[28]
Kondiloma Akuminatum
Banyak pasien dengan kondiloma akuminatum mengalami rekurensi atau gagal berespon terhadap terapi. Rekurensi telah dilaporkan setinggi 50% setelah 1 tahun pertama.[29]