Epidemiologi Hepatitis D
Studi epidemiologi mengenai infeksi virus hepatitis D atau HDV menunjukkan bahwa infeksi HDV terjadi di seluruh dunia pada sekitar 4,5% orang yang memiliki infeksi kronis virus hepatitis B. Data mengenai epidemiologi infeksi HDV belum banyak yang terbaru, karena kebanyakan penelitian epidemiologi mengenai infeksi HDV didasarkan pada studi 20 tahun yang lalu dan belum terdapat informasi terbaru di berbagai negara.[2]
Global
Studi epidemiologi mengenai infeksi HDV di dunia menunjukkan bahwa, sebanyak kurang lebih 12 juta orang terinfeksi HDV. Distribusi geografis dari infeksi virus Hepatitis D beragam.[2]
Secara global, diperkirakan infeksi HDV terjadi pada sekitar 4,5% orang di seluruh dunia yang memiliki infeksi kronis virus hepatitis B dan koinfeksi HDV terjadi pada 1 dari 5 kasus penyakit hati dan kanker hati pada orang dengan infeksi HBV.[2]
Diantara orang dengan HBsAg-positif, negara Mongolia merupakan yang tertinggi mengalami infeksi HDV, sekitar 36,9%, diikuti Republik Moldova, dan Afrika Tengah. Pasien penggunaan obat intravena (IVDU), perilaku seksual berisiko tinggi (HRSB), infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau virus hepatitis C (HCV) merupakan kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena infeksi HDV.[1,2,11]
Indonesia
Virus hepatitis D sangat jarang ditemukan di Indonesia. Studi di Jayapura, Papua tahun 2006 menunjukkan bahwa, dari 94 pasien dengan HBsAg-positif, ditemukan 2 pasien dengan IgG anti-HDV positif, tetapi tidak ditemukan HDV-RNA pada kedua subjek.[12]
Di antara 63 pasien hepatitis akut dari Denpasar, Mataram, dan Makassar serta 95 subjek yang diambil sampel serumnya untuk skrining saat wabah hepatitis A di Indonesia pada tahun 2006 sampai 2007, pada semua pasien atau subjek IgG anti HDV tidak ditemukan.[12]
Mortalitas
Penelitian mengenai angka mortalitas akibat infeksi virus Hepatitis B (HBV) masih sangat sedikit. Badan Internasional untuk Penelitian Kanker memperkirakan bahwa pada tahun 2012, sekitar 430.000 (56%) kasus baru hepatocellular carcinoma (HCC) disebabkan oleh infeksi HBV.[13]
Laporan WHO tahun 2015 menunjukkan sekitar 380.000 orang meninggal karena kanker hati akibat infeksi virus Hepatitis B (HBV) dan 490.000 orang meninggal karena komplikasi sirosis dari infeksi HBV. Sementara koinfeksi HDV memperburuk hasil pasien yang terinfeksi HBV, sangat sedikit penelitian yang memperkirakan proporsi kematian HBV yang juga disebabkan oleh infeksi HDV.[13]