Pendahuluan Osteomyelitis
Osteomyelitis adalah penyakit infeksi yang mengenai tulang. Penyakit ini dikategorikan menjadi osteomyelitis akut atau kronis. Osteomyelitis akut berkaitan dengan inflamasi tulang yang disebabkan oleh bakteri patogen dengan gejala yang terjadi dalam kurun waktu 2 minggu setelah infeksi. Sementara itu, pada osteomyelitis kronis, nekrosis tulang dapat terjadi hingga 6 minggu setelah infeksi.[1,2]
Klasifikasi osteomyelitis yang banyak dipakai adalah klasifikasi berdasarkan mekanisme infeksi, yaitu infeksi yang menyebar secara hematogen (osteomyelitis hematogenous), inokulasi infeksi langsung ke tulang dari jaringan lunak atau luka terbuka kronis sekitar tulang (osteomyelitis contiguous), dan osteomyelitis terkait insufisiensi vaskular.[1-4]
Osteomyelitis hematogenous banyak terjadi pada anak-anak dan biasanya mengenai tulang panjang. Pada pasien dewasa muda, osteomyelitis sering dihubungkan dengan trauma atau pembedahan. Sementara itu, pada usia lebih tua, osteomyelitis tersering adalah osteomyelitis setelah arthroplasty, osteomyelitis ekstremitas bawah yang terkait dengan diabetes mellitus dan penyakit vaskular, serta osteomyelitis yang berhubungan dengan ulkus dekubitus.[1-4]
Pasien umumnya datang dengan keluhan nyeri pada tulang saat diam dan bergerak, yang dapat disertai demam sistemik. Pada pemeriksaan fisik lokal, osteomyelitis akut menunjukkan tanda peradangan di area yang terinfeksi. Sementara itu, osteomyelitis kronis dapat bermanifestasi sebagai eritema, bengkak, ulserasi, iskemia, maupun nekrosis tulang. Diagnosis memerlukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan histopatologis, pencitraan, serta pemeriksaan darah dan mikrobiologis.[1,2,4]
Untuk penatalaksanaan osteomyelitis, terapi farmakologis seperti antibiotik umumnya kurang efektif jika tidak disertai terapi lain. Antibiotik tidak dapat menembus tulang mati atau tulang yang terluka, sehingga sering kali perlu disertai dengan terapi suportif dan terapi bedah sesuai kondisi pasien.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur