Prognosis Pertusis
Prognosis pertusis bergantung pada usia pasien, riwayat vaksinasi pertusis, ada-tidaknya penyakit komorbid, serta onset dimulainya terapi. Komplikasi mencakup pneumonia hingga gagal napas dan kematian.[1,2]
Komplikasi
Semua pasien, terutama bayi dan anak usia muda, dapat mengalami komplikasi ringan hingga berat yang mengancam nyawa. Komplikasi umumnya lebih ringan pada pasien yang telah vaksin pertusis.[1,2]
Pneumonia
Komplikasi pertusis yang paling umum adalah pneumonia sekunder, yang juga banyak menyebabkan kematian pada bayi dan anak akibat aspirasi isi gaster saat batuk atau penurunan bersihan (clearance) patogen saluran pernapasan.
Penyebab pneumonia sekunder yang paling sering antara lain Streptococcus pneumoniae, Streptococcus pyogenes, Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus, Respiratory Syncytial Virus, Cytomegalovirus, dan Adenovirus. Komplikasi pneumonia dicurigai jika demam menetap hingga fase paroksismal.[1,3,10]
Komplikasi Sistem Saraf Pusat
Komplikasi sistem saraf pusat seperti kejang dan ensefalopati dapat terjadi namun jarang (<2%). Komplikasi sistem saraf pusat dapat terjadi akibat hipoksia, hipoglikemia, toksin, infeksi sekunder, atau perdarahan serebri akibat peningkatan tekanan saat batuk.[1,5,7]
Peningkatan Tekanan Intratorakal dan Intraabdominal
Batuk paroksismal yang kuat dan keras dapat meningkatkan tekanan intratorakal dan intraabdominal secara mendadak. Peningkatan mendadak tekanan intratorakal dan intraabdominal dapat mengakibatkan edema periorbital, pneumothorax, pneumomediastinum, emfisema subkutan, ruptur diafragma, epistaksis, hernia umbilikal dan inguinal, serta prolaps rektal.[1,10]
Risiko Komplikasi Pada Bayi
Bayi memiliki risiko keparahan penyakit yang lebih tinggi seperti gagal napas hingga kematian. Komplikasi yang dapat terjadi pada bayi usia <1 tahun yang dirawat inap antara lain apnea, pneumonia, kejang, kematian, ensefalopati karena hipoksia akibat batuk atau dari toksin bakteri, anoreksia, dehidrasi, sulit tidur, epistaksis, hernia, dan inkontinensia urin.
Potensi komplikasi lain mencakup hipertensi pulmonal refrakter, pneumothorax, prolaps rektal, dan hematom subdural. Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan perburukan hipotensi sistemik dan hipoksia yang meningkatkan mortalitas pada bayi.[2,7]
Prognosis
Mayoritas pasien akan sembuh sempurna, meski biasanya setelah melewati perjalanan penyakit beberapa bulan. Mortalitas dan morbiditas tinggi terjadi pada pasien bayi dan lansia.
Bayi lahir prematur, bayi berusia <1 tahun yang tidak divaksin atau sudah divaksin namun belum lengkap, dan pasien dengan penyakit jantung, paru, neuromuskular, atau saraf memiliki risiko peningkatan keparahan penyakit, komplikasi, dan kebutuhan rawat inap. Pasien lanjut usia memiliki morbiditas yang tinggi akibat kondisi medis kronis yang diderita serta risiko tinggi terjadinya komplikasi.[1,5,7]
Angka pemulihan paling tinggi terjadi pada fase kataral atau fase paroksismal awal, sedangkan angka pemulihan menjadi rendah setelah minggu keempat penyakit. Oleh karena itu antibiotik yang dimulai saat fase kataral akan meningkatkan prognosis.[2,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Maria Rossyani