Penatalaksanaan Rubella
Penatalaksanaan kuratif untuk infeksi rubella post natal dan sindrom rubella kongenital (SRK) masih belum tersedia. Pengobatan simptomatik dapat diberikan untuk gejala demam dan nyeri sendi. Pemberian vaksin rubella pada anak-anak maupun orang dewasa yang rentan merupakan strategi pilihan untuk mencegah infeksi rubella.[1,4]
Medikamentosa
Pengobatan medikamentosa pada orang dewasa dengan infeksi rubella umumnya bersifat suportif saja. Penggunaan paracetamol dan peningkatan asupan cairan dapat membantu meredakan demam.[1,4]
Pada pasien yang mengeluhkan arthritis, sarankan untuk beristirahat dan dapat diberikan analgesik seperti diklofenak. Pada pasien dengan ensefalitis, berikan terapi suportif dengan pemberian cairan rumatan dan menjaga keseimbangan elektrolit. Sementara itu, trombositopenia umumnya self limited, tetapi jika berat dan terjadi perdarahan dapat diberikan imunoglobulin intravena (IVIG).[12]
Rubella Pada Ibu Hamil
Pada pasien hamil dengan infeksi rubella, penanganan tergantung pada usia kehamilan pada masa infeksi. Jika infeksi terjadi pada usia sebelum 20 minggu, maka fetus berisiko mengalami malformasi. Pasien perlu diedukasi mengenai risiko ini dan risiko abortus atau kematian janin. Dokter juga harus melakukan pemeriksaan seperti USG atau analisis cairan ketuban.
Kemudian, dokter dapat mendiskusikan pilihan berdasarkan hasil pemeriksaan, seperti terminasi kehamilan jika perlu dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Pemberian imunoglobulin intramuskular atau intravena harus dipertimbangkan pada wanita dengan riwayat paparan rubella.[1]
Infeksi Sebelum Usia Kehamilan 18 Minggu
Janin berisiko tinggi terkena infeksi dan gejala berat. Terminasi kehamilan mungkin diperlukan, tergantung apakah diijinkan oleh undang-undang, terutama jika infeksi muncul sebelum usia kehamilan 12 minggu . Pemeriksaan USG rinci dan penilaian RNA virus pada cairan amnion direkomendasikan terutama untuk infeksi yang terjadi antara usia kehamilan 12 dan 18 minggu. Jika diagnosis prenatal tidak dilakukan, pemeriksaan pediatrik diperlukan saat bayi baru lahir. Ini juga mencakup pemeriksaan IgM virus rubella.[1,4]
Infeksi Setelah Usia Kehamilan 18 Minggu
Jika infeksi terjadi setelah usia kehamilan 18 minggu, kehamilan dapat dilanjutkan. Pemantauan dengan USG dilakukan secara rutin, kemudian saat bayi lahir dilakukan pemeriksaan pediatrik dan IgM virus rubella.[1,4]
Sindrom Rubella Kongenital (SRK)
Pada neonatus, lakukan pemeriksaan dan rujukan mata jika terdapat kekeruhan kornea, katarak, dan retinopati. Adanya kekeruhan kornea bisa menandakan glaukoma infantil.
Sindrom rubella kongenital dapat menyebabkan depresi pernapasan. Bayi harus dirawat di ICU untuk dilakukan pemantauan ketat dan bantuan napas menggunakan ventilator.
Pasien dengan hiperbilirubinemia mungkin memerlukan fototerapi atau transfusi tukar untuk mencegah kernikterus. Sementara itu, hepatosplenomegali cukup dipantau secara klinis, tidak perlu intervensi.
Tindakan operatif mungkin diperlukan pada pasien yang memiliki penyakit jantung bawaan karena rubella dan juga pada pasien dengan defek oftalmologi seperti katarak, glaukoma, dan neovaskularisasi. Pada anak dengan gangguan pendengaran, dapat dilakukan implan koklea.[12]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita