Epidemiologi TB MDR
Data epidemiologi tuberkulosis multidrug-resistant atau TB MDR menunjukkan adanya peningkatan insidensi. Ini diduga berkaitan dengan kondisi pandemi COVID-19 yang menyebabkan kurangnya deteksi kasus tuberkulosis.[6,10]
Global
Secara global, diperkirakan terdapat 450.000 kasus TB MDR pada tahun 2021. Angka ini meningkat 3,1% dibandingkan tahun 2020. Ini diperkirakan berkaitan dengan pandemi COVID-19 yang menyebabkan hambatan pada deteksi dini tuberkulosis. Diperkirakan 191.000 kematian akibat TB MDR terjadi pada tahun 2021.[6,10]
Indonesia
Indonesia termasuk dalam 30 negara dengan beban TB MDR tinggi, meskipun terdapat tren penurunan insidensi TB MDR dari 2015 sebanyak 26.000 kasus menjadi 24.000 kasus pada 2020. Namun, dampak pandemi COVID-19 terhadap deteksi tuberkulosis menyebabkan peningkatan jumlah kasus TB MDR pada tahun 2021 menjadi 28.000 kasus, melebihi angka insidensi tahun 2015.[9,10]
Mortalitas
TB MDR diketahui sebagai penyebab dari sekitar 20% mortalitas tuberkulosis secara global, di mana angka mortalitas tuberkulosis global berada pada 20 kasus per 100.000 penduduk. TB MDR dilaporkan menyebabkan 191.000 kematian pada tahun 2021.
Berdasarkan persentasenya, terdapat peningkatan mortalitas pasien tuberkulosis resisten obat, termasuk TB MDR, di Indonesia. Pada tahun 2009, angka mortalitas TB MDR berada pada 10,5%. Angka ini meningkat hingga 15,6% pada 2013 dan 18,5% pada 2017.[9,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta