Pendahuluan Depresi
Depresi adalah gangguan suasana hati atau mood yang ditandai dengan adanya perasaan sedih, hilang minat, dan perasaan bersalah atau tidak berharga. Depresi umumnya disertai dengan gangguan somatik atau kognitif yang mengganggu kualitas hidup penderitanya, seperti gangguan tidur atau nafsu makan, sulit konsentrasi, atau perasaan lelah berkepanjangan. Depresi telah dikaitkan dengan ketidakmampuan untuk koping terhadap stressor dalam kehidupan sehari-hari.[1-4]
Diagnosis depresi ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis dalam DSM 5 atau ICD 11 berdasarkan keluhan pasien. Penegakan diagnosis bukan hanya berdasarkan laporan subjektif pasien, tapi juga berdasarkan observasi oleh orang lain. Berbeda dengan kriteria diagnosis sebelumnya, pada kriteria diagnosis terbaru, gejala psikotik juga boleh ada pada pasien dengan depresi sedang.
Gejala depresi mencakup gangguan tidur, hilangnya minat (anhedonia), rasa bersalah, defisit energi, defisit konsentrasi, gangguan makan, retardasi atau agitasi psikomotor, dan bunuh diri. Suasana hati depresi dan anhedonia adalah dua gejala kardinal.[2,5,6]
Penatalaksanaan depresi menggunakan farmakoterapi, psikoterapi, atau kombinasi keduanya. Pada prinsipnya, penatalaksanaan depresi disesuaikan pada kondisi masing-masing pasien, termasuk berdasarkan usia. Untuk pasien dewasa secara umum, terapi inisial yang direkomendasikan adalah psikoterapi atau antidepresan generasi kedua seperti fluoxetine dan duloxetine. Pada remaja, psikoterapi seperti cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan terapi insial pilihan. Sementara itu, untuk anak belum ada bukti yang adekuat untuk memandu pilihan tata laksana.[7-9]
Skrining depresi dapat dilakukan menggunakan Patient Health Questionnaires (PHQ), baik jenis 2 item (PHQ-2) ataupun 9 item (PHQ-9). PHQ-2 Kedua alat skrining tersebut memiliki sensitivitas setara pada kebanyakan populasi. Sementara itu, pada ibu hamil, skrining depresi perlu dilakukan setidaknya sekali pada masa perinatal, baik dengan PHQ-2, PHQ-9, atau Edinburgh Postnatal Depression Scale. Pada geriatri, alat skrining depresi dapat menggunakan Geriatric Depression Scale.[8]
Penulisan pertama oleh: dr. Josephine Darmawan