Epidemiologi Fibromyalgia Syndrome
Data epidemiologi menunjukkan bahwa prevalensi fibromyalgia syndrome adalah sekitar 3,1% di Amerika Serikat, 2,5% di Eropa, dan 1,7% di Asia. Belum ada data mengenai prevalensi pasti fibromyalgia syndrome di Indonesia.[3]
Global
Prevalensi fibromyalgia syndrome tertinggi didapatkan di Amerika Serikat dengan kisaran 1,1-6,4%. Prevalensi di negara Eropa sekitar 2,5%, yakni di Skotlandia 5,4%; di Italia 2,22%, dan di Jerman 2,1%. Di Asia sendiri, prevalensi tertinggi dilaporkan di Jepang sebesar 2,1%. Secara umum, prevalensi global fibromyalgia syndrome berkisar antara 0,2-4,7%.[3,10]
Berdasarkan jenis kelamin, fibromyalgia syndrome lebih banyak dialami perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Data dari Turki dan Norwegia menunjukkan bahwa prevalensi pada perempuan adalah 2,4%-2,6%. Rentang usia penderita kebanyakan berada pada 20-60 tahun dan berangsur menurun dengan pertambahan usia.[6,10]
Indonesia
Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai epidemiologi fibromyalgia syndrome.
Mortalitas
Fibromyalgia syndrome tidak menyebabkan kematian secara langsung, namun kondisi ini berhubungan dengan peningkatan risiko mortalitas. Kematian yang terjadi umumnya terkait dengan komorbiditas atau komplikasi terkait fibromyalgia syndrome, misalnya kecelakaan, diabetes, bunuh diri, dan hipertensi. Selain itu, fibromyalgia syndrome juga menyebabkan penurunan kualitas hidup bermakna sebagai akibat dari nyeri kronis.[4,11]
Penulisan pertama oleh: dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ