Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Tic
Edukasi dan promosi kesehatan untuk gangguan tic atau tic disorder ditujukan untuk meminimalkan distress psikososial akibat rasa malu dan gangguan fungsi sehari-hari. Edukasi bukan hanya diberikan kepada pasien dan keluarganya, tetapi juga kepada guru dan orang yang banyak berinteraksi dengan pasien. Tujuannya adalah untuk mengoptimalkan lingkungan sekolah atau lingkungan kerja bagi pasien.[12]
Edukasi Pasien
Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup fenomenologi dari gangguan tic dan perjalanan penyakitnya. Dokter menjelaskan bahwa gangguan ini muncul pada masa kanak-kanak dan akan membaik seiring bertambahnya usia, kecuali pada sindrom Tourette. Idealnya, keluarga harus menjadi sumber dukungan sosial bagi pasien untuk menghadapi sakitnya, terutama bagi pasien anak-anak.[12]
Informasikan kepada keluarga dan orang-orang yang sering berinteraksi dengan pasien bahwa gangguan tic yang dialami pasien bukanlah sesuatu yang disengaja dan tidak bisa dikendalikan oleh pasien. Mereka diedukasi untuk menghilangkan stigma negatif mengenai gangguan yang dialami pasien karena hal ini bisa menimbulkan distress dan memperburuk gejala pasien, bahkan menimbulkan gangguan fungsi signifikan.[1,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya-upaya pengendalian ditujukan untuk meminimalkan distress dan membantu kesulitan fisik yang dihadapi pasien. Misalnya, pada pasien anak-anak yang kesulitan menulis karena tic pada area tangan, berikan kemudahan untuk memakai alat bantu ketika menulis. Hal ini bisa mencegah perburukan dan mengurangi kemungkinan relaps gangguan tic.[1]
Karena gangguan tic diperburuk oleh distress, manajemen stress yang adekuat perlu diajarkan. Hal ini penting karena sebagian besar pasien dengan gangguan tic adalah anak dan remaja yang belum mempunyai mekanisme coping yang matang.[4]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur