Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Narkolepsi general_alomedika 2025-08-11T11:07:32+07:00 2025-08-11T11:07:32+07:00
Narkolepsi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Narkolepsi

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Narkolepsi adalah gangguan otak kronik yang disebabkan oleh disfungsi neuron orexin atau hipokretin di hipotalamus lateral. Narkolepsi ditandai oleh adanya rasa kantuk yang hebat dan tidak bisa ditahan pada siang hari, disertai dengan episode singkat kehilangan tonus atau kendali otot.[1]

Saat ini narkolepsi dibagi menjadi 2 tipe, yaitu tipe satu atau narkolepsi yang disertai dengan katapleksi, dan tipe dua atau narkolepsi yang tidak disertai katapleksi. Narkolepsi tipe dua adalah diagnosis baru yang masih belum banyak dipelajari. Katapleksi adalah kelemahan otot yang timbul mendadak. Selain itu, narkolepsi juga bisa disertai gejala halusinasi atau mimpi, dan sleep paralysis.[1,2]

Diagnosis narkolepsi memerlukan konfirmasi adanya excessive daytime sleepiness (EDS) atau mengantuk secara berlebihan di siang hari dengan multiple sleep latency test (MSLT). EDS didefinisikan sebagai latensi tidur rata-rata kurang dari 8 menit selama 5 kesempatan tidur sepanjang hari. Diagnosis narkolepsi juga memerlukan adanya dua atau lebih tidur siang REM-onset. Kadar hipokretin-1 yang rendah (≤ 110 pg/mL) pada cairan serebrospinal juga dapat digunakan untuk mendiagnosis narkolepsi.[3]

Referensi

1. Bassetti CLA, Adamantidis A, Burdakov D, Han F, Gay S, Kallweit U, et al. Narcolepsy — clinical spectrum, aetiopathophysiology, diagnosis and treatment. Nat Rev Neurol 2019;15:519–39.
2. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2025. https://icd.who.int/browse11/l-m/en
3. Bhattarai J, Sumerall S. Current and Future Treatment Options for Narcolepsy: A Review. Sleep Sci. 2017;10(1):19-27. doi:10.5935/1984-0063.20170004
4. Golden EC, Lipford MC. Narcolepsy: Diagnosis and management. CCJM 2018;85:959–69.
14. Barker EC, Flygare J, Paruthi S, Sharkey KM. Living with Narcolepsy: Current Management Strategies, Future Prospects, and Overlooked Real-Life Concerns. NSS 2020;Volume 12:453–66.

(Konten ini khusus untuk dokter. Registrasi untuk baca selengkapnya)

Masuk atau Daftar

Masuk dengan Nomor Ponsel

atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Patofisiologi Narkolepsi

Artikel Terkait

  • Studi Literatur - Bahaya Blue Light
    Studi Literatur - Bahaya Blue Light
  • Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
    Menjaga Performa Dokter dengan Sleep Hygiene
  • Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
    Suplemen Magnesium Untuk Insomnia pada Dewasa - Telaah Jurnal Alomedika
  • Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
    Risiko Pemberian Benzodiazepine dalam Penanganan Insomnia pada Lansia
  • Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain
    Perbandingan Lemborexant dengan Obat Insomnia Lain

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 12 Juni 2025, 14:15
Penggunaan melatonin/deep sleep gummy untuk jangka panjang
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin para dokter dan teman teman untuk penggunaan melatonin/ deep sleep gummy apakah aman untuk digunakan jangka panjang/ apakah ada efek samping, dan apakah...
Anonymous
Dibalas 29 Oktober 2024, 07:58
Ketika tidur, sulit dibangunkan kembali
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter.Saya memiliki pasien anak remaja 16 tahun datang dengan dibawa dengan keadaan seperti tidur,sebelumnya pasien pagi hari aktivitas seperti biasa...
Anonymous
Dibalas 15 November 2022, 10:17
Penanganan awal pasien insomnia - Jiwa Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dok, dr. Irwan spkjIzin bertanya, apa yg dpt sarankan ke pada pasien dgn insomnia, selain obat?Di faskes hanya ada ctm, apakah boelh di berikan ?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.