Prognosis Narkolepsi
Prognosis narkolepsi tergantung pada pengaruhnya terhadap kualitas hidup pasien dan komplikasi yang timbul terhadap fungsi kehidupan sehari-hari pasien. Narkolepsi merupakan kondisi kronik seumur hidup. Bila tidak ditangani dengan baik, narkolepsi akan mengganggu fungsi dan perkembangan psikologis, sosial, dan kognitif. Hal ini akan menyebabkan berbagai masalah akademik, pekerjaan, dan aktivitas sosial.[1,4,5]
Komplikasi
Gangguan psikiatri lebih sering ditemukan pada pasien dengan narkolepsi. Sebagai contoh, 20-30% pasien narkolepsi mengalami cemas dan depresi. Di lain pihak, narkolepsi juga bisa ditemukan pada pasien dengan gangguan psikiatri, misalnya schizophrenia.[1,6,10]
Narkolepsi bisa menurunkan kualitas hidup pasien, meningkatkan risiko mengalami cedera, kecelakaan, dan trauma. Gangguan ini bisa menimbulkan masalah pekerjaan, mengganggu prestasi akademik, menurunkan percaya diri, dan masalah interpersonal. Hal ini terutama karena narkolepsi bisa menimbulkan kesulitan dalam mempertahankan atensi dan mengambil keputusan.[1]
Akibat disfungsi hipotalamus-pituitari, pasien dengan narkolepsi berisiko mengalami gangguan metabolik. Gangguan metabolik yang paling sering adalah peningkatan berat badan. Pasien dengan narkolepsi mempunyai indeks massa tubuh 10-20% lebih tinggi dibandingkan populasi umum. Mereka juga mempunyai laju lipolisis yang lebih rendah, laju metabolisme yang lebih rendah, penurunan aktivitas motorik, pola makan yang abnormal, dan peningkatan prevalensi pubertas prekoks.[1,4,15]
Prognosis
Hingga kini masih belum ada terapi yang bersifat kuratif untuk narkolepsi. Modalitas terapi yang tersedia dapat mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Meski demikian, perlu diingat bahwa pasien dengan narkolepsi tetap berisiko mengalami penurunan kualitas hidup dan mengalami gangguan dalam aktivitas hariannya walau sudah mendapatkan terapi. Pasien dengan narkolepsi juga rentan mengalami kecelakaan atau cedera.[1,16]