Pasien Anak - Panduan E-Prescription Asma
Panduan e-prescription asma pada anak ini dapat digunakan oleh Dokter saat hendak meresepkan terapi medikamentosa secara online.
Asma merupakan suatu penyakit respirasi kronis. Penderita penyakit ini mengalami penurunan aliran udara ekspirasi dan manifestasi klinis seperti sesak napas, wheezing, serta rasa penuh di dada. Meskipun tidak bisa disembuhkan, asma bisa dikendalikan dengan penggunaan controller dan reliever yang tepat sesuai derajat keparahan.[1]
Tanda dan Gejala
Pasien asma dapat mengalami sesak napas, batuk, wheezing, dan rasa penuh di dada. Gejala biasanya memburuk di malam hari atau ketika bangun tidur. Munculnya gejala sering dipicu oleh alergen, udara dingin, atau aktivitas fisik yang intens. Gejala juga bisa muncul atau memburuk ketika pasien mengalami infeksi viral.[1]
Diagnosis asma pada anak usia <5 tahun lebih sulit ditegakkan secara pasti karena anak di usia tersebut dapat mengalami wheezing meskipun tidak ada asma, misalnya akibat infeksi viral pada saluran pernapasan. Oleh sebab itu, GINA (Global Initiative for Asthma) 2023 menyertakan kasus wheezing viral pada anak-anak <5 tahun dalam pedomannya meskipun belum terkonfirmasi pasti asma.[1]
Peringatan
Untuk kasus asma parah yang tidak bisa terkendalikan meskipun terapi sudah adekuat, teknik penggunaan inhaler sudah tepat, dan kepatuhan pasien baik, dokter sebaiknya merujuk pasien ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.[1,2]
Dokter juga sebaiknya merujuk pasien asma ringan maupun asma parah yang sedang mengalami eksaserbasi akut ke fasilitas kesehatan. Kasus eksaserbasi akut moderat hingga parah membutuhkan suplementasi oksigen, kortikosteroid, short-acting beta agonist (SABA), dan monitoring ketat. Penderita asma ringan juga tetap memiliki risiko eksaserbasi akut yang parah.[1,2]
Dokter juga sebaiknya merujuk pasien yang baru mengalami serangan untuk pertama kalinya untuk bertemu dokter secara langsung. Investigasi lanjutan, misalnya dengan spirometri, umumnya diperlukan untuk diagnosis. Anak usia <1 tahun sebaiknya tidak langsung diterapi asma karena wheezing pada usia <1 tahun lebih sering disebabkan oleh bronkiolitis daripada asma.[1,2]
Pasien yang memiliki risiko asthma-related death tinggi juga sebaiknya dirujuk. Contoh faktor risiko asthma-related death adalah:
- Riwayat serangan asma yang hampir fatal dalam 1 tahun terakhir, seperti yang membutuhkan rawat inap, intubasi, dan ventilasi mekanik
- Pemakaian ICS tidak teratur
- Pemakaian monoterapi SABA berlebihan
Alergi makanan yang terkonfirmasi
Medikamentosa untuk Anak Usia 1–5 Tahun
Menurut pedoman klinis untuk anak usia 1–5 tahun, terapi asma dapat diberikan jika ada wheezing seperti asma. Pada anak usia <1 tahun, wheezing biasanya disebabkan oleh bronkiolitis, sehingga terapi asma tidak dianjurkan.[1,2]
Menurut pedoman GINA 2023, medikamentosa untuk asma pada anak usia 1–5 tahun diberikan dalam 4 steps. Step-up dan step-down dapat dilakukan sesuai perkembangan kondisi anak.[1]
Step 1
Step 1 ditujukan untuk anak dengan wheezing viral yang tidak sering dan tidak memiliki gejala interval atau hanya memiliki sedikit gejala interval.[1]
Pada pasien seperti ini, terapi lini pertama adalah reliever berupa SABA yang diberikan seperlunya saja ketika ada episode wheezing. SABA dalam MDI (metered-dose inhaler) harus diberikan dengan spacer dan mask serta edukasi agar orang tua mengerti cara pemakaian pada anak. Orang tua juga harus membawa MDI, spacer, dan mask setiap saat bersama anak.[1,2]
Contoh peresepan SABA:
- Anak usia 1–2 tahun: 2 puffs salbutamol (100 µg per puff) melalui pMDI (pressurized metered-dose inhaler) plus spacer dan face mask. Ekstra 2 puffs dapat diberikan jika perlu
- Anak berusia 3–5 tahun: 2–4 puffs salbutamol (100 µg per puff) melalui pMDI plus spacer jika bisa berkooperasi, dengan face mask jika tidak bisa membentuk seal adekuat di sekitar mouthpiece. Ekstra 2 puffs dapat diberikan jika perlu[1,2]
Penggunaan controller harian (ICS) belum memiliki basis bukti kuat pada kelompok ini, sehingga umumnya tidak dilakukan.[1]
Step 2
Step 2 ditujukan untuk anak yang pola gejalanya tidak konsisten dengan asma tetapi episode wheezing yang membutuhkan SABA terjadi sering (≥3 kali per tahun). Pada pasien ini, dokter bisa memberikan trial terapi 3 bulan. Step 2 juga ditujukan untuk anak dengan pola gejala konsisten asma dan mengalami eksaserbasi ≥3 kali per tahun.[1]
Controller lini pertama yang dianjurkan adalah ICS dosis rendah harian. Menurut GINA, ICS dosis rendah yang sudah memiliki cukup bukti untuk anak usia 1–5 tahun adalah budesonide nebulized harian 500 µg.[1]
Lini kedua controller yang bisa dipertimbangkan adalah antagonis reseptor leukotrien (LTRA) harian atau ICS intermittent jangka pendek saat onset penyakit respirasi. LTRA yang dimaksud dapat berupa montelukast 4 mg per hari untuk usia 1–5 tahun.[1,3]
Reliever yang diberikan dapat berupa SABA seperlunya ketika ada gejala. Dosis SABA (salbutamol) sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Lakukan evaluasi setelah 3 bulan untuk menilai apakah terapi efektif atau apakah perlu step-up.[1]
Step 3
Step 3 ditujukan untuk anak dengan diagnosis asma yang sudah pasti dan asma tidak terkontrol dengan ICS dosis rendah harian. Sebelum melakukan step-up dari step 2 ke step 3, evaluasi ulang dan pastikan bahwa gejala tidak disebabkan oleh diagnosis lain dan pastikan bahwa teknik penggunaan inhaler serta kepatuhan berobat sudah baik.[1]
Controller lini pertama yang dianjurkan adalah ICS dosis rendah harian (budesonide nebulized seperti pada step 2) tetapi diberikan double.[1]
Lini kedua controller yang bisa dipertimbangkan adalah kombinasi LTRA dan ICS. LTRA bisa berupa montelukast 4 mg per hari untuk usia 1–5 tahun.[1,3]
Reliever yang diberikan dapat berupa SABA seperlunya saja ketika ada gejala, dengan dosis seperti yang telah disebutkan sebelumnya.[1]
Pada tahap ini, pasien dapat dipertimbangkan untuk dirujuk, terutama jika kondisi tidak membaik setelah terapi selama 3 bulan dan membutuhkan step-up.[1]
Step 4
Step 4 tidak dibahas dalam panduan e-prescription ini karena pasien pada tahap ini sebaiknya dirujuk untuk bertemu langsung dengan dokter.[1]
Medikamentosa untuk Anak Usia 6–11 Tahun
Menurut GINA 2023, medikamentosa untuk asma pada anak usia 6–11 tahun diberikan dalam 5 steps. Step-up dan step-down dilakukan sesuai perkembangan kondisi anak.[1]
Step 1
Step 1 ditujukan untuk anak dengan gejala <2 kali per bulan.[1]
Pada kelompok ini, terapi yang direkomendasi adalah controller ICS dosis rendah yang digunakan saat pasien menggunakan reliever SABA untuk mengatasi gejala.[1]
Opsi ICS dosis rendah yang dianjurkan per pemakaian:
- Budesonide dry powder inhaler (DPI) 100–200 µg
- Beclomethasone dipropionate pMDI partikel standar 100–200 µg
- Fluticasone propionate DPI atau pMDI partikel standar 50–100 µg
- Pemberian dengan pMDI sebaiknya menggunakan spacer[1]
Sementara itu, SABA yang digunakan dapat berupa salbutamol pMDI 100 µg per puff, yang dipakai 2–4 puffs sesuai kebutuhan dengan menggunakan spacer.[2]
Step 2
Step 2 ditujukan untuk anak dengan gejala ≥2 kali per bulan tetapi gejala tersebut tidak terjadi setiap hari.[1]
Controller lini pertama adalah ICS dosis rendah yang diberikan setiap hari. Opsi sama seperti pada step 1 tetapi diberikan setiap hari.[1]
Reliever SABA digunakan seperlunya saja saat ada gejala, yaitu salbutamol pMDI 100 µg per puff, yang dipakai 2–4 puffs sesuai kebutuhan, dengan menggunakan spacer.[2]
Step 3
Step 3 ditujukan untuk anak dengan gejala yang terjadi hampir setiap hari atau yang terbangun dengan gejala asma ≥1 kali per minggu.[1]
Controller lini pertama adalah kombinasi ICS-LABA dosis rendah yang diberikan setiap hari. Contohnya adalah kombinasi fluticasone propionate 100 µg dan salmeterol 50 µg, yang digunakan 2 kali per hari.[1,4]
Selain kombinasi ICS-LABA dosis rendah, opsi controller lain yang dianjurkan adalah ICS saja dengan dosis medium, seperti:
- Budesonide dry powder inhaler (DPI) 200–400 µg per hari
- Beclomethasone dipropionate pMDI partikel standar 200–400 µg per hari
- Fluticasone propionate DPI atau pMDI partikel standar 100–200 µg per hari
- Pemberian dengan pMDI sebaiknya menggunakan spacer[1]
Reliever SABA digunakan seperlunya seperti yang telah disebutkan sebelumnya.[1]
Step 4 dan Step 5
Menurut pedoman GINA, anak usia 6–11 tahun yang membutuhkan step 4 atau step 5 sebaiknya dirujuk untuk bertemu dokter spesialis anak secara langsung. Oleh sebab itu, step 4 dan step 5 tidak dibahas dalam pedoman e-prescription ini.[1]
Medikamentosa untuk Anak Usia ≥12 Tahun
Medikamentosa asma untuk anak usia ≥12 tahun sama dengan medikamentosa asma untuk orang dewasa. Pedoman e-prescription asma orang dewasa dapat dilihat di sini.
Nonmedikamentosa untuk Asma pada Anak
Menurut pedoman GINA, semua pasien asma perlu memiliki rencana manajemen asma tertulis (written plan), yang mencakup arahan tentang penggunaan terapi inhalasi saat kondisi baik maupun terapi escalation saat gejala memburuk.[1]
Edukasi mengenai asma perlu diberikan kepada orang tua agar orang tua memahami pentingnya penggunaan obat sesuai instruksi. Edukasi perlu mencakup teknik inhalasi yang benar, penggunaan spacer, pengenalan gejala yang memburuk, dan penggunaan peak flow meter di rumah untuk mendeteksi fungsi paru yang memburuk.[1]