Etiologi Bronkiektasis
Etiologi bronkiektasis atau bronchiectasis yang paling sering adalah etiologi sekunder akibat infeksi. Namun, bronkiektasis juga dapat disebabkan oleh kelainan struktural paru, kerusakan toksik pada saluran napas, obstruksi, gangguan klirens mukosiliar, imunodefisiensi, dan penyakit sistemik.
Infeksi
Etiologi infeksi bronkiektasis yang paling sering ditemukan adalah infeksi Haemophilus influenzae dan Pseudomonas aeruginosa. Namun, di negara berkembang, penyakit ini sering kali disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.
Patogen lain yang juga pernah ditemukan menyebabkan bronkiektasis, walaupun lebih jarang, adalah Moraxella catarrhalis, Staphylococcus aureus, dan Enterobacteriaceae spp. Pada anak-anak, bronkiektasis dapat disebabkan oleh campak dan pertusis.[2,6]
Penyakit Obstruktif Saluran Napas
Penyakit obstruktif dapat menyebabkan inflamasi saluran napas dan penyumbatan struktural saluran napas. Penyakit obstruktif saluran napas yang dapat menjadi etiologi bronkiektasis adalah asthma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta tumor dan benda asing saluran napas.[1,4,7]
Kondisi Struktural Paru
Kelainan kongenital pada struktur bronkus dapat menyebabkan bronkiektasis melalui efek langsung pada dinding bronkial. Contoh penyakit yang bisa menyebabkan kelainan struktural paru adalah sindrom Williams-Campbell, sindrom Mounier-Kuhn, dan sindrom Ehler-Danlos.[1,4,7]
Zat Toksik
Beberapa penyakit dapat menyebabkan masuknya zat toksik ke dalam saluran napas yang menyebabkan bronkiektasis. Trauma inhalasi akibat zat-zat toksik seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, aldehida, sulfur dioksida, dan nitrogen dioksida adalah salah satu penyebab bronkiektasis. Selain itu, aspirasi akibat penyakit neuromuskular atau penyakit refluks gastroesofagus juga dapat menyebabkan kerusakan pada saluran napas.[1,2,8]
Defek Klirens Mukosiliar
Gangguan klirens mukus akibat gangguan struktur silia atau motilitas paru dapat menyebabkan bronkiektasis. Diskinesia silia dapat disebabkan oleh gangguan primer struktur dan fungsi silia ataupun kerusakan silia akibat agen eksternal. Penyakit gangguan klirens mukosiliar lainnya, seperti cystic fibrosis dan channelopathies juga dapat menyebabkan bronkiektasis.[1,4,7]
Imunodefisiensi
Gangguan sistem imun dapat menyebabkan pasien rentan terhadap infeksi, sehingga meningkatkan risiko bronkiektasis. Kelainan imunodefisiensi sendiri dapat terjadi karena gangguan primer maupun sekunder. Contoh imunodefisiensi primer adalah common variable immune deficiency (CVID), X-linked agammaglobulinemia, dan granulomatosus kronis. Imunodefisiensi sekunder dapat disebabkan oleh post-allogeneic bone marrow transplant, imunosupresi akibat obat-obatan, dan infeksi HIV.[1,4,7]
Penyakit Sistemik
Beberapa penyakit sistemik dihubungkan dengan terjadinya bronkiektasis. Terjadinya bronkiektasis pada penyakit sistemik umumnya berhubungan dengan respons imun terhadap penyakit sistemik tersebut. Penyakit sistemik yang diduga berhubungan dengan bronkiektasis adalah inflammatory bowel disease (IBD), penyakit jaringan ikat, dan yellow nail syndrome.[1,4,7]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan risiko pasien untuk mengidap bronkiektasis. Berikut ini merupakan faktor risiko terjadinya bronkiektasis:
- Usia >75 tahun
- Pasien imunodefisiensi
- Pasien pneumonia
- Pasien cystic fibrosis
- Riwayat infeksi paru kronis
- Gangguan kongenital pada saluran napas bronkial[3]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur