Prognosis Infark Paru
Prognosis infark paru bergantung pada beberapa faktor seperti penyakit yang mendasarinya (underlying disease), ukuran emboli, dan kondisi klinis pasien saat pemeriksaan. Selain itu juga dipengaruhi ada tidaknya faktor risiko seperti merokok dan obesitas.[1,3]
Komplikasi
Komplikasi infark paru akibat emboli pulmonal apabila tidak mendapatkan terapi yang tepat adalah kematian. Sementara komplikasi yang bisa muncul setelah pemberian terapi antikoagulan maupun tindakan operasi di antaranya:
- Pendarahan lokal atau sistemik, seperti pendarahan intrakranial atau perdarahan gusi
- Trombositopenia yang diinduksi heparin
- Tromboflebitis
- Perpindahan filter vena cava
Sepsis[1,3]
Prognosis
Infark paru seringkali merupakan komplikasi dari penyakit yang mendasarinya, seperti gagal jantung kronis, keganasan, infeksi, disertai faktor risiko yang menyebabkan terjadinya infark paru. Hampton dan Castleman meneliti kematian pasien dengan gambaran radiologis infark paru dan kemudian secara akurat dibuktikan melalui otopsi.[6,7]
Dideskripsikan bahwa frekuensi infark paru paling tinggi ditemukan pada kondisi pasien terminal, dengan penyakit yang mendasari yaitu penyakit jantung kronis dan hipertensi vena pulmonal. Selain itu, infark paru dapat ditentukan dari masif emboli dan non masif emboli. Mortalitas akibat emboli masif antara 30-60%, sementara angka kematian emboli non masif lebih rendah yaitu kurang dari 5%. Hal ini karena kondisi hemodinamik emboli non-masif masih stabil, dan pemberian antikoagulan dapat mengurangi angka mortalitas infark paru.[6,7]