Edukasi dan Promosi Kesehatan Kolesteatoma
Edukasi dan promosi kesehatan kolesteatoma adalah mengedukasi orang tua pentingnya untuk mengenali tanda-tanda dari kolesteatoma. Bila kolesteatoma tidak ditangani segera, maka kolesteatoma dapat menyebabkan kerusakan ekstensif pada jaringan sekitarnya atau bahkan menyebar ke intrakranial.[18]
Follow-up juga merupakan penatalaksanaan yang penting pada pasien dengan kolesteatoma guna mengendalikan penyakit tersebut.[20,25]
Edukasi Pasien
Pasien dan keluarga diedukasi bahwa kolesteatoma dapat terjadi pada anak maupun dewasa, baik dari lahir ataupun akibat proses infeksi, trauma, ataupun operasi telinga. Kolesteatoma ditandai dengan adanya cairan telinga tanpa disertai nyeri. Cairan telinga dapat muncul berulang-ulang dan berbau. Selain itu, cairan telinga dapat disertai oleh gejala-gejala berikut:
- Penurunan pendengaran hingga tuli
- Pusing
- Dapat disertai nyeri kronis
Bila terdapat tanda-tanda tersebut, pasien harus segera memeriksanya ke dokter.
Pasien dan keluarga juga diedukasi bahwa terapi dari kolesteatoma adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan dengan tujuan untuk membuang kolesteatoma dan mencegah terjadinya rekurensi. Pasien dan keluarga juga diberitahu bahwa meski sudah melakukan pembedahan, pendengaran pasien belum tentu dapat kembali normal bahkan dapat menjadi semakin parah.[18]
Sampaikan pada pasien bahwa kolesteatoma hanya dapat dieradikasi melalui metode reseksi dengan tindakan mastoidektomi, baik secara radikal maupun radikal yang dimodifikasi. Pada beberapa kasus, diperlukan pembedahan berulang.[18,20,25,29]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit kolesteatoma adalah salah satunya dengan menangani otitis media secara adekuat. Otitis media kronis adalah salah satu faktor risiko kolesteatoma, sehingga penanganan yang adekuat serta pencegahan rekurensi otitis media dapat menurunkan risiko terbentuknya kolesteatoma.
Selain itu, follow-up diperlukan pasien yang sudah didiagnosis dengan kolesteatoma dan melakukan pembedahan. Hingga saat ini, belum ada durasi follow-up yang direkomendasikan. Kebanyakan klinisi meminta pasien melakukan kunjungan setiap 6-12 bulan untuk kontrol dan pembersihan agar mencegah kemungkinan infeksi. Penderita yang menjalani prosedur canal-wall-up (CWU) sering kali memerlukan operasi tahap dua 6-9 bulan setelah tindakan awal.[20,25]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja