Prognosis Kolesteatoma
Prognosis kolesteatoma tergantung pada faktor usia, keterlibatan mastoid, erosi tulang stapes dan inkus, serta kemampuan operator saat melakukan tindakan operasi.[29]
Komplikasi
Komplikasi kolesteatoma yang sering ditemukan adalah fistula labirin. Fistula labirin ditandai oleh gangguan auditori dan vestibular. Kondisi ini dicetuskan oleh erosi tulang endokondral pada bagian labirin yang berfungsi untuk melindungi endosteum, perilimfe, dan kompartemen endolimfatik dari tekanan atau gerakan terkait massa.
Komplikasi lain yang dapat ditemukan adalah abses subperiosteal dan infeksi intrakranial yang disebabkan oleh kerusakan struktur tulang. Keterlibatan sistem saraf pusat dapat bermanifestasi sebagai abses otak maupun meningitis.
Meskipun jarang, kolesteatoma juga dapat menimbulkan pseudoaneurisma pada arteri karotis interna.[5,30-32]
Komplikasi Mastoidektomi
Komplikasi terkait tindakan mastoidektomi, antara lain :
- Kolesteatoma rekuren atau residual
- Stenosis meatus akustikus eksternus
- Keluarnya discharge pada telinga
- Gangguan keseimbangan
- Kondritis dan perikondritis
- Kerusakan nervus fasial
- Menurunnya fungsi pendengaran/tuli[18,20,33]
Prognosis
Kolesteatoma dapat timbul kembali pada 3-18% kasus setelah dilakukan tindakan operasi. Penelitian menunjukkan bahwa recidivism rate pada kolesteatoma adalah sebesar 0,44 dalam 10 tahun. Risiko relaps menjadi 2 kali lebih besar pada penderita berusia <15 tahun.
Selain usia, lokasi kolesteatoma di tulang mastoid, serta erosi tulang pendengaran incus dan stapes juga merupakan faktor prognostik kolesteatoma berulang.
Kolesteatoma juga dihubungkan dengan neoplasma, terutama kolesteatoma jenis acquired yang sudah berlangsung lama. Hal ini terkait adanya peningkatan proliferasi sel.[5,29,34,35]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja