Etiologi Gangguan Ejakulasi
Etiologi gangguan ejakulasi beragam berdasarkan spektrum gangguan, yaitu etiologi ejakulasi prematur, ejakulasi retrograde, ejakulasi tertunda, anejakulasi, dan anorgasmia. Etiologi gangguan ejakulasi bisa berupa gangguan psikologis, organik, maupun genetika.
Ejakulasi Dini atau Ejakulasi Prematur
Etiologi spesifik ejakulasi prematur tidak diketahui secara pasti. Beberapa etiologi telah diusulkan, termasuk berbagai penyebab psikologis dan organik. Beberapa penelitian menyebutkan penyebab psikologis adalah ansietas, sedangkan penyebab organik di antaranya gangguan neurobiologis sebagai akibat hipoaktivitas serotonergik.[15]
Penelitian pada hewan coba tikus jantan menunjukkan bahwa serotonin (5-HT) dan berbagai reseptor serotonin berperan dalam proses ejakulasi. Aktivasi reseptor 5-HT 1B dan 5-HT 2 menunda ejakulasi, sementara aktivasi reseptor 5-HT 1a memfasilitasi ejakulasi.
Beberapa peneliti telah menghubungkan penurunan aktivitas serotonergik sentral (peningkatan sensitivitas 5-HT 1a atau meningkatkan sensitivitas 5-HT 2c) dengan ejakulasi prematur.[15]
Ejakulasi Tertunda, Anejakulasi, dan Anorgasmia
Ejakulasi tertunda, anejakulasi, dan anorgasmia merupakan kondisi yang kompleks dengan berbagai etiologi. Kelainan genetik dikombinasikan dengan pengaruh psikososial, biologis, perilaku, dan budaya, berkontribusi terhadap kemunculan ejakulasi tertunda, anejakulasi, dan anorgasmia. Beberapa etiologi ejakulasi tertunda, anejakulasi, dan anorgasmia adalah:
- Penyebab psikogenik laki-laki lanjut usia, yaitu degenerasi saraf aferen penis yang menghambat ejakulasi
- Penyebab kongenital, termasuk kelainan genetik, kista duktus Mullerian, kelainan duktus Wolfian, sindrom Prune Belly, anus imperforata
- Penyebab anatomis, seperti setelah pembedahan rekonstruktif collum vesica urinaria, transurethral resection of prostate (TURP), atau insisi collum vesica urinaria
- Penyebab neurogenik, misalnya pada kondisi neuropati otonom diabetik, sklerosis multipel, cedera korda spinalis, prostatektomi radikal, proctocolectomy, simpatektomi bilateral, aneurisma aorta abdominalis, dan limfadenektomi para-aorta
- Penyebab infeksi/inflamasi, seperti uretritis, orchitis, prostatitis, tuberkulosis genitourinaria, schistosomiasis
- Penyebab Endokrin, seperti gangguan hormone prolaktin, hipogonadisme, hipotiroidisme, hipertiroidisme
- Obat-obatan seperti golongan alfa bloker (tamsulosin, silodosin) atau antidepresan terutama golongan selective serotonin reuptake inhibitors/SSRI (fluoxetine, paroxetine)
- Penyebab psikologis, termasuk distress psikologis akut, distress terkait hubungan seksual, defisit kemampuan psikoseksual, dan pola masturbasi[15]
Ejakulasi Retrograde
Prosedur bedah merupakan salah satu etiologi utama yang mempengaruhi penutupan leher kandung kemih yang dapat menyebabkan ejakulasi retrograde. Transurethral resection of prostate/TURP merupakan salah satu prosedur yang dapat menyebabkan gangguan penutupan leher kandung kemih, insiden ejakulasi retrograde setelah TURP adalah sekitar 42-100%.[14]
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan gangguan ejakulasi antara lain:
- status kesehatan keseluruhan yang buruk
- kurangnya aktivitas fisik
- obesitas
- diabetes mellitus
- hipertiroidisme
- masalah emosional dan stres
- pengalaman seksual yang traumatis
- disfungsi seksual lainnya, termasuk hasrat seksual hipoaktif atau disfungsi seksual pada pasangan[16]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri