Pendahuluan Parafimosis
Parafimosis merupakan kondisi kegawatan urologi di mana kulilt preputium yang diretraksikan tidak dapat kembali ke posisi normal untuk menutupi glans penis. Parafimosis sering terjadi secara iatrogenik saat melakukan tindakan yang memerlukan retraksi preputium, seperti kateterisasi urine atau membersihkan glans penis.
Preputium yang terjebak di belakang sulkus koronarius akan membentuk cincin konstriksi dan menyebabkan kongesti vena, gangguan drainase limfatik, hingga oklusi arteri, nekrosis, dan gangren.[1-5]
Sebanyak 1–5% laki-laki mengalami parafimosis sebelum usia 16 tahun. Diagnosis parafimosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik genitalia. Pasien dapat datang dengan keluhan nyeri, pembengkakan, serta kemerahan pada penis terutama glans penis.
Ketidakmampuan untuk mereduksi secara manual preputium yang terekstraksi merupakan temuan fisik yang patognomonis untuk parafimosis. Selain itu, dapat juga ditemukan edema pada area distal penis dan nyeri tekan.[2,4,5]
Parafimosis adalah keadaan darurat dan membutuhkan penanganan segera. Reduksi harus segera dilakukan dan dimulai dari tindakan yang paling tidak invasif, yaitu reduksi manual. Jika tidak berhasil, maka dapat dilakukan aspirasi, pungsi, hingga tindakan pembedahan.
Prognosis parafimosis umumnya baik jika mendapatkan penanganan segera. Jika tidak ditangani segera maka akan terjadi iskemia berkepanjangan dan timbul komplikasi, berupa nekrosis, gangren, sampai autoamputasi.[2-5]