Epidemiologi Parafimosis
Epidemiologi parafimosis belum diketahui secara pasti. Berdasarkan beberapa penelitian di berbagai negara, diperkirakan insidensi parafimosis adalah 1 dari 5.400 kunjungan ke unit gawat darurat. Parafimosis dapat ditemukan di segala usia, terutama pada laki-laki yang belum disirkumsisi atau sudah menjalani sirkumsisi inkomplit.[2,4,6]
Global
Alvarez et al mengestimasi tingkat insidensi parafimosis yaitu 0,2% di antara seluruh anak laki-laki yang belum menjalani sirkumsisi Sebuah studi di Pakistan melaporkan 45 kasus parafimosis pada anak yang terjadi dalam waktu 9 bulan. Studi lain di India menemukan 100 kasus parafimosis selama 2 tahun.[8-10]
Pada anak-anak, parafimosis memiliki distribusi usia yang bimodal, puncak pertama adalah anak berusia 3–6 tahun, lalu puncak kedua adalah usia remaja. Pada usia dewasa, tingkat insidensi parafimosis adalah sebanyak 1–5% pada laki-laki berusia di atas 16 tahun.[2,6]
Indonesia
Saat ini belum ditemukan data terkait epidemiologi parafimosis di Indonesia.
Mortalitas
Parafimosis sangat jarang menyebabkan kematian. Terdapat dua laporan kematian pada kasus parafimosis, yaitu akibat komplikasi penggunaan kloroform pada tahun 1877 dan akibat gangren fournier sebagai komplikasi parafimosis.[6]