Pendahuluan Urolithiasis
Urolithiasis merupakan kondisi terbentuknya batu pada saluran kemih. Batu dapat bermula dari pelvis renalis (batu ginjal atau nefrolithiasis) dan dapat berpindah ke ureter (ureterolithiasis), vesika urinaria (vesikolithiasis), atau uretra (uretrolithiasis).[1,2]
Sebesar 80% batu pada urolithiasis terdiri dari kalsium oksalat atau fosfat. Beberapa jenis batu lainnya, antara lain batu asam urat, struvite, dan sistin lebih jarang ditemukan. Faktor risiko berbeda berdasarkan jenis batu, antara lain pola diet, riwayat urolithiasis sebelumnya, riwayat pada keluarga, faktor lingkungan, faktor genetik, konsumsi obat-obatan seperti ciprofloxacin, dan riwayat penyakit sistemik tertentu.[1,3]
Gambar 1. Urolithiasis.
Urolithiasis bisa asimptomatik, tetapi bisa memiliki manifestasi klinis berat yang dapat berupa nyeri kolik abdomen atau pinggang unilateral, hematuria, mual, muntah, dan demam. Selain berdasarkan anamnesis, diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa urinalisis dan pencitraan.[1,2,4]
Penatalaksanaan urolithiasis mencakup terapi medis konservatif, medikamentosa, intervensi medis, dan pembedahan. Sekitar 86% batu akan keluar secara spontan dalam 30–40 hari. Batu yang menyebabkan terjadinya obstruksi, gagal ginjal, atau infeksi akan membutuhkan intervensi lanjutan.[1,4]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli