Pendahuluan Varikokel
Varikokel adalah dilatasi tidak normal dari vena pada pleksus pampiniformis yang membawa darah dari testis. Meskipun tidak menyebabkan gejala nyeri, varikokel merupakan penyakit genitourinaria yang penting karena menjadi salah satu penyebab infertilitas pria, seperti jumlah sel sperma rendah, motilitas sel sperma menurun, dan morfologi sel sperma tidak normal.[1-3]
Terjadinya varikokel disebabkan oleh adanya kelainan peredaran darah testis. Mekanisme utama yang dicurigai sebagai penyebab adalah dilatasi vena spermatika interna disertai refluks darah ke pleksus pampiniformis. Adapun infertilitas akibat varikokel disebabkan oleh stres oksidatif, ketidakseimbangan hormonal, darah stasis, hipoperfusi testis, hingga stres suhu.[1,4-6]
Varikokel biasanya tidak menyebabkan gejala nyeri. Pada kasus dimana ukuran varikokel cukup besar, pasien biasanya datang dengan keluhan pembesaran skrotum dengan bentuk kantung cacing atau bag of worms. Pada pemeriksaan fisik, varikokel dengan ukuran besar dapat dengan mudah terindentifikasi dengan inspeksi. Namun, pemeriksaan fisik lanjutan, termasuk manuver Valsava, mungkin dibutuhkan pada varikokel dengan ukuran lebih kecil. Ultrasonography (USG) Doppler merupakan pilihan pemeriksaan penunjang dalam penilaian peredaran darah testis.[1-3]
Penatalaksanaan medikamentosa pada varikokel bertujuan mengurangi gejala nyeri yang dapat dialami. Pada varikokel yang memenuhi indikasi, pembedahan merupakan penatalaksanaan definitif untuk memperbaiki oklusi pada pembuluh darah vena, mempertahankan aliran darah arteri pada testis, serta mengurangi ketidaknyamanan penderita. Pembedahan umumnya dilakukan sebagai bagian tata laksana infertilitas pada pria yang merencanakan program hamil dengan pasangannya. Pada pria lebih muda, pembedahan dipertimbangkan jika terjadi atrofi testis.[1-3,7]
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta