Prognosis Varikokel
Prognosis varikokel sebetulnya cukup baik, takni 66-70% pasien mengalami perbaikan profil semen setelah menjalani intervensi medis. Varikokel tidak perlu diterapi kecuali jika pasien mengalami komplikasi seperti atrofi testis atau infertilitas. Setelah intervensi medis juga fertilitas umumnya baik dan konsepsi dapat terjadi.
Komplikasi
Infertilitas merupakan komplikasi utama varikokel. Varikokel dengan derajat tinggi dapat menyebabkan kegagalan pada testis, sehingga menyebabkan gangguan produksi hormon testosteron, oligospermia, hingga atrofi testis. Pada sel sperma, varikokel dapat menyebabkan penurunan motilitas, viabilitas, dan jumlah, serta menyebabkan morfologi sel sperma abnormal.
Komplikasi juga dapat disebabkan oleh tindakan varikokelektomi. Hidrokel dan varikokel berulang dapat terjadi setelah varikokelektomi, terutama metode konvensional dan laparoskopi. Selain itu, cedera arteri testis juga dapat terjadi pada sebagian kecil kasus varikokelektomi bedah mikro.[1-3,7,8]
Prognosis
Prognosis varikokel umumnya baik. Sekitar 66% hingga 70% pasien mengalami perbaikan parameter semen dengan intervensi medis. Perbaikan kualitas semen baru terlihat dalam 3–4 bulan pertama setelah varikokelektomi, karena spermatogenesis pada manusia terjadi selama sekitar 72 hari. Adapun angka kehamilan spontan berbeda pada tiap metode varikokelektomi.[1-3,7,8]
Walau demikian, perlu diketahui bahwa rekurensi berisiko terjadi meskipun pasien sudah menjalani pembedahan. Sebuah studi skala kecil menunjukkan bahwa pasien lebih berisiko mengalami rekurensi jika memiliki varikokel dengan derajat penyakit yang lebih berat dan ukuran diameter vena yang lebih besar sebelum tindakan.[23]
Tabel 1. Efek Berbagai Metode Varikokelektomi Terhadap Angka Kehamilan Spontan
Metode | Angka kehamilan spontan |
Konvensional | |
Retroperitoneal | 38% |
Subinguinal | Tidak ada data |
Inguinal | 36% |
Bedah mikro | |
Inguinal | 42% |
Subinguinal | 42% |
Laparoskopi | |
Retroperitoneal | 38% |
Sumber: dr. Michael, Alomedika, 2022.[1]
Penulisan pertama oleh: dr. Giovanni Gilberta