Pendahuluan Insisi dan Drainase Abses
Insisi dan drainase merupakan tindakan tata laksana utama untuk abses kulit atau abses lainnya, seperti abses gigi dan abses peritonsilar. Insisi dan drainase abses dilakukan untuk evakuasi pus dari abses dengan ukuran >5 mm pada lokasi yang aksesibel, sehingga mengurangi nyeri, memfasilitasi penyembuhan, dan membantu diagnosis.
Tindakan medis ini merupakan salah satu tindakan rawat jalan yang sering dilakukan. Abses kulit merupakan kumpulan pus yang terisolasi pada dermis dan subkutan, yang membentuk massa berwarna kemerahan yang nyeri tekan dengan fluktuasi, dan tanda selulitis di sekitarnya. Abses seringkali disebabkan oleh infeksi bakteri.[1–4,9]
Walau insisi dan drainase abses dapat dilakukan pada hampir semua jenis abses, artikel tindakan medis ini akan fokus pada insisi dan drainase minor yang dapat dilakukan oleh dokter umum untuk abses kulit atau abses superfisial lain yang mudah diakses seperti abses gigi dan abses peritonsilar.
Di era resistensi antibiotik, pemberian antibiotik sistemik setelah insisi dan drainase abses mulai dipertanyakan. Antibiotik sebaiknya tidak diberikan pada abses kulit tanpa komplikasi, termasuk gejala sistemik seperti demam >38℃, takipnea, takikardi, maupun leukositosis. Akan tetapi, dapat dipertimbangkan pada mereka dengan gangguan imunitas, seperti HIV.[1,3,9,10]
Adanya peningkatan prevalensi methicillin resistant staphylococcus aureus (MRSA) menjadi dasar pertimbangan akan perlunya pemberian antibiotik untuk abses kulit tanpa komplikasi. Hal ini didukung oleh studi meta analisis tahun 2018 dan beberapa trial lainnya.[1,3]
Sebagian besar insisi dan drainase untuk abses kulit dapat dilakukan di klinik oleh dokter umum. Namun, pada kasus abses besar, kompleks, atau rekuren, terutama jika predileksinya di area-area sensitif (seperti wajah, telapak tangan), perlu dipertimbangkan rujukan ke dokter spesialis atau ruang emergensi dengan fasilitas lebih lengkap.[2]
Isu kontroversi lainnya terkait tindakan insisi dan drainase abses adalah metode packing untuk abses. Studi menunjukkan packing pada abses berukuran kurang dari 5 cm tidak bermanfaat dan justru memperberat nyeri. Packing sebaiknya hanya dilakukan pada pasien dengan abses yang berat disertai pemberian analgesik yang memadai.[5,8]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli