Pedoman Klinis Manajemen Luka Kronik
Manajemen luka kronik dibutuhkan pada luka yang tidak membaik hingga 4 minggu lebih, sejak awal munculnya luka. Anamnesis dan pemeriksaan fisik diperlukan untuk menilai dan menentukan jenis tindakan manajemen luka kronik. Tata laksana penyakit primer tetap harus dijalankan, kecuali jika pasien perlu penghentian jenis obat pengencer darah sebelum tindakan. Beberapa pedoman klinis pada manajemen luka adalah:
Prinsip penatalaksanaan luka kronik di awali dengan evaluasi luka, yaitu mekanisme terjadinya luka, risiko kontaminasi, cedera struktur yang lebih dalam, defisit perfusi, status tetanus, gangguan fungsi, dan banyaknya jaringan yang hilang.
- Tindakan yang dilakukan dalam manajemen luka kronis di antaranya pemberian antibiotik, debridemen, terapi tekanan negatif, dan terapi oksigen hiperbarik.
- Untuk tindakan debridemen dan terapi luka tekanan negatif, biasanya dilakukan di bawah anestesi umum sehingga memerlukan persiapan preoperatif.
- Untuk tindakan operatif, antibiotik profilaksis tetap dianjurkan.
- Posisi pasien tergantung lokasi luka, di mana luka harus terekspos dengan baik saat tindakan dilakukan.
- Baik tindakan debridemen, terapi luka tekanan negatif, ataupun terapi oksigen hiperbarik, pasien memerlukan manajemen nyeri pasca tindakan yang baik.
Follow up untuk evaluasi pasca tindakan dilakukan selama 5‒7 hari, di mana pasien dapat lebih cepat mengunjungi unit gawat darurat atau poliklinik sesuai tingkat keparahan jika luka mengalami perburukan.[1-3,5,7,10]