Pendahuluan Ekstraksi Gigi
Ekstraksi gigi atau cabut gigi merupakan tindakan mengeluarkan gigi dari soketnya, misalnya untuk kasus gigi impaksi, karies, dan nekrosis pulpa. Ekstraksi gigi perlu dilakukan dengan trauma minimal ke jaringan sekitar, sehingga tulang dapat sembuh dengan baik dan tidak ada masalah prostetik yang muncul setelah tindakan.
Tindakan ekstraksi gigi dapat dilakukan untuk menghilangkan sumber infeksi, memperbaiki maloklusi, alasan estetika, dan juga demi kepentingan perawatan orthodontik atau prosthodontik. Namun, jika ekstraksi tidak dilakukan dengan tepat, dapat terjadi kegagalan dalam menghilangkan lesi, muncul infeksi sekunder, hingga kerusakan tulang rahang.[1,2]
Gigi bisa memerlukan ekstraksi karena berbagai alasan. Contoh indikasi ekstraksi gigi adalah fraktur gigi, gigi dengan kondisi karies yang parah, penyakit periodontal, gigi impaksi, tujuan orthodontik, tujuan prosthodontik, supernumerary teeth, gigi yang berada pada garis fraktur, gigi dengan lesi patologis, sebelum perawatan radioterapi, ataupun untuk pencabutan profilaksis.
Meski demikian, ekstraksi gigi harus dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir karena penurunan jumlah gigi dapat mengakibatkan kesulitan makan dan penurunan kualitas hidup pasien.[1,3-5]
Tiap ekstraksi gigi memiliki tingkat kesulitan dan risiko komplikasi yang berbeda-beda. Komplikasi ekstraksi gigi dapat digolongkan menjadi intraoperatif dan postoperatif.
Komplikasi intraoperatif dapat mencakup fraktur mahkota dan akar, fraktur tulang alveolar dan tuberositas maksila, perdarahan, dislokasi temporomandibular joint, komunikasi oroantral, cedera saraf, dan trauma jaringan lunak. Sementara itu, komplikasi postoperatif dapat mencakup perdarahan, dry socket, trismus, hematoma, dan edema.[3,4,6-8]
Komplikasi ekstraksi gigi cukup sulit dihindari. Oleh karena itu, sangat diperlukan anamnesis rinci mengenai riwayat medis pasien, pemeriksaan klinis yang teliti, serta pemeriksaan radiografi pendahuluan agar dokter gigi dapat memperkirakan tingkat kesulitan dan mencegah potensi komplikasi sebisa mungkin.
Edukasi perlu diberikan kepada pasien untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan menghindari komplikasi post ekstraksi gigi.[4,8]