Indikasi Penjahitan Laserasi Intraoral
Indikasi penjahitan laserasi intraoral adalah kasus luka robek yang dalam dan melibatkan mukosa mulut, yang tidak dapat sembuh sendiri secara optimal tanpa intervensi bedah.
Secara umum, mayoritas laserasi mukosa bukal dan gingiva tidak terpisah jauh, sehingga dapat sembuh dengan cepat tanpa perbaikan dan tidak memerlukan penutupan primer. Penjahitan dapat dipertimbakan jika luka cukup dalam sehingga partikel makanan bisa terperangkap, panjang luka >2 cm, atau luka terletak pada lipatan jaringan di antara permukaan oklusal gigi.
Luka yang berdarah terus menerus, luka dengan tepi yang menganga lebar, atau luka yang terjadi pada area yang berisiko tinggi untuk infeksi, seperti lidah, bibir, atau dasar mulut, juga memerlukan penjahitan. Laserasi yang mempengaruhi fungsi oromotorik, seperti berbicara atau makan, juga merupakan indikasi penjahitan.[3,4,14]
Laserasi Dalam
Luka dalam yang dapat menjebak partikel makanan akan menyebabkan infeksi. Dalam satu laporan kasus, pasien mengalami komplikasi berupa abses otak akibat laserasi intraoral yang tidak ditangani dengan baik pada seorang anak berusia 9 tahun yang menderita unresolved congenital cyanotic heart disease (CCHD).[12]
Pada laserasi yang dalam, penjahitan juga akan membantu menghentikan perdarahan. Selain itu, penjahitan menjaga integritas anatomi dan fungsi mulut, terutama pada laserasi yang mempengaruhi otot, saraf, atau struktur penting lain, serta memastikan pemulihan fungsi normal seperti bicara dan makan. Selain itu, penjahitan dapat mempercepat proses regenerasi jaringan.[5-8]
Laserasi Besar
Luka yang berukuran lebih besar, terutama yang memiliki lebar lebih dari 2 cm, kemungkinan besar tidak akan sembuh dengan baik tanpa diberikan intervensi penjahitan. Jika laserasi besar dibiarkan tanpa penanganan yang adekuat, maka dapat menyebabkan komplikasi seperti perdarahan yang terus menerus, dan berpotensi meningkatkan risiko infeksi.[3,4]
Flap
Jika laserasi menyebabkan terjadinya flap yang menggantung hingga area oklusal gigi geligi, maka hal ini merupakan indikasi dilakukannya penjahitan. Penjahitan diperlukan untuk mengembalikan flap ke posisi semula agar tidak mengganggu fungsi oklusi gigi. Selain itu, jika flap dibiarkan, maka akan meningkatkan kemungkinan terjadinya ruptur jaringan yang dapat memperparah perlukaan.[3,4]
Perhatian Khusus
Selain kondisi di atas, dokter gigi perlu juga memperhatikan indikasi penjahitan yang disertai dengan pemberian antibiotik, yaitu jika luka yang ada pada pasien besar dan menganga. Hal ini akan menyebabkan luka tersebut cenderung lebih mudah untuk mengalami infeksi, sehingga dokter gigi harus meresepkan profilaksis antibiotik.[13]
Pada beberapa kasus, dokter gigi juga harus mempertimbangkan untuk merujuk pasien kepada ahli bedah mulut. Rujukan biasanya diperlukan pada kasus yang berat, seperti adanya keterlibatan kelenjar parotis, arteri atau saraf, dan luka yang disertai dengan fraktur multipel pada rahang.[1,4]
Indikasi Rujukan
Rujukan ke spesialis yang sesuai, seperti ahli bedah plastik atau maksilofasial dan dokter gigi, diperlukan dalam situasi laserasi disertai kondisi berikut:
- Luka remuk atau luka lain yang jaringannya rusak dalam jumlah besar
- Luka dengan cacat besar, khususnya pada bibir atas
- Cedera luksasi yang menyebabkan gigi ekstrusi atau tergeser dengan maloklusi
- Avulsi gigi permanen
- Fraktur mandibula
- Fraktur bagian tengah wajah
- Laserasi pada kelenjar atau saluran parotis
- Laserasi dengan cedera pada saraf wajah atau arteri[14]