Pedoman Klinis Kultur Darah
Pedoman klinis yang penting diperhatikan pada kultur darah adalah perlunya teknik aseptik yang adekuat untuk mencegah kontaminasi, yang dapat menghasilkan positif palsu. Pengambilan sampel darah juga idealnya dilakukan sebelum pemberian antibiotik empirik, dengan dua hingga tiga set kultur diambil dari lokasi anatomi yang berbeda untuk meningkatkan sensitivitas deteksi patogen.[2,8]
Pengambilan Sampel
Sampel kultur darah sebaiknya diambil segera saat onset gejala dan tanda infeksi dan sebelum dimulai terapi antibiotik untuk meningkatkan kemungkinan hasil positif sejati (true positive). Pengambilan sampel minimal dilakukan sebanyak 2 kali (2 set sampel kultur darah) dari 2 lokasi perifer yang berbeda, di mana setiap set-nya membutuhkan 20-30 ml darah yang terbagi ke dalam 2-3 tabung kultur, yaitu tabung aerobik dan tabung anaerobik.[1,2,4,5,7]
Pedoman Pungsi Vena
Proses pungsi vena dalam pengambilan sampel dapat menimbulkan rasa nyeri dan pasien terkadang cemas atau takut sebelum prosedur sehingga diperlukan pendekatan yang tenang dan teknik pungsi vena yang baik. Pungsi vena dalam pengambilan sampel dapat dilakukan dengan teknik vakum-ekstraksi atau jarum.
Standar kewaspadaan perlu diperhatikan untuk menghindari kontaminasi dari kulit pasien atau peralatan sekitar guna meminimalisir risiko hasil positif palsu. Risiko kontaminasi dapat secara efektif diturunkan dengan memperhatikan kebersihan tangan dan mengikuti standar operasional prosedur dalam pengambilan sampel, terutama antisepsis kulit.[1,2,4,5,7,8,11]
Perlakuan Sampel
Sampel harus segera dikirimkan ke laboratorium dalam 2 jam (maksimal 4 jam) setelah pengambilan sampel. Keterlambatan transpor lebih dari 4 jam akan semakin menurunkan kemungkinan positif pada sampel. Inkubasi dilakukan dengan continuously monitored blood culture systems (CMBCS) selama 4-7 hari hingga terdeteksi patogen yang dicurigai. Pastikan hasil kultur darah disampaikan kepada tim klinis untuk diambil tindakan selanjutnya.[1,2]