Teknik Mamografi
Teknik mamografi pada awalnya dikerjakan secara tradisional dengan menggunakan teknik radiografi berbasis film. Kemudian, film pada mamografi digantikan oleh sistem yang menggunakan teknologi penyimpanan fosfor atau yang dikenal sebagai direct digital capture.
Sistem ini menggunakan kristal yang dapat mengubah sinar-x menjadi cahaya untuk selanjutnya digunakan dalam menghasilkan gambar. Dengan adanya sistem ini, radiologis dapat mengatur resolusi kontras foto sehingga dapat lebih mudah mendeteksi perbedaan kecil pada jaringan.[5,6]
Teknik mamografi yang terbaru, yaitu digital breast tomosynthesis (DBT) atau disebut juga 3D mammography, mulai digunakan secara luas. Dengan adanya teknik ini, deteksi kanker lebih mudah untuk dilakukan dan angka kejadian positif palsu mengalami penurunan.
Teknik mamografi 3D meningkatkan sensitivitas dalam mengidentifikasi kanker stadium dini sehingga dapat memperbaiki pengobatan dan prognosis. Oleh karena itu, DBT mulai digunakan secara luas sebagai standar pelayanan untuk skrining ataupun diagnosis.[5,6]
Persiapan pasien
Terdapat beberapa persiapan pasien yang perlu diperhatikan sebelum prosedur mamografi dilakukan. Persiapan yang perlu diperhatikan mencakup informed consent dan kondisi khusus pasien yang akan mempengaruhi prosedur mamografi, seperti sedang hamil atau menyusui.
Dokter dapat menjelaskan risiko dan efek samping bahwa selama pemeriksaan pasien akan merasa tidak nyaman hingga nyeri karena adanya penekanan pada payudara selama pengambilan gambar. Selain itu, sampaikan pada pasien bahwa dapat terjadi reaksi alergi terhadap kontras atau gangguan ginjal, apabila pasien akan menjalani prosedur mamografi yang memerlukan kontras.[5-10]
Persiapan pada Wanita Menyusui
Sebelum prosedur mamografi dilakukan, sebaiknya dipastikan bahwa ibu sudah mengosongkan payudara dengan cara menyusui bayi langsung atau memompa payudara. Hal ini bertujuan agar jaringan payudara tidak terlalu padat saat dinilai sehingga dapat menghindari kemungkinan negatif palsu.[5]
Peralatan dan Personel
Komponen utama dalam peralatan mamografi mencakup generator sinar-x, detektor gambar, pedal penekan payudara, dan jubah pelindung. Generator sinar-x dan detektor gambar ditempatkan pada jarak yang tetap dengan orientasi orthogonal satu dengan lainnya.[5,6]
Pada awalnya, mamografi dilakukan dengan teknik radiografi tradisional berbasis film. Kemudian, mammografi berbasis film ini digantikan oleh sistem yang menggunakan teknologi penyimpanan fosfor (direct digital capture). Teknik mamografi terbaru yang mulai digunakan secara luas saat ini adalah mamografi 3D, yang banyak digunakan untuk keperluan skrining atau pun diagnosis.[5,6]
Mamografi 3D atau digital breast tomosynthesis (DBT) merupakan pencitraan yang melibatkan beberapa di seluruh sudut yang direkonstruksi menjadi serangkaian gambar yang ditumpuk menjadi 3 dimensi. Selama pemeriksaan DBT, tabung sinar-X akan berputar dalam sudut yang bervariasi antara 15-60° dalam bidang yang sejajar dengan dinding dada. Sudut yang lebih besar akan menghasilkan lebih banyak informasi tomografi dan menghasilkan pemisahan bagian atau resolusi yang lebih baik.
Di beberapa negara, DBT merupakan standar perawatan untuk skrining dan pencitraan payudara diagnostik. Salah satu kelemahan DBT adalah membutuhkan waktu interpretasi yang lebih lama karena kumpulan gambar yang lebih besar.[12]
Dibutuhkan tim medis yang profesional dalam mempersiapkan peralatan, menjalankan prosedur, dan menginterpretasikan hasil mamografi.[6]
- Ahli Teknologi Radiologi bertanggung jawab atas pengaturan peralatan pencitraan, pengaturan posisi pasien, dan akuisisi gambar. Tim teknologi dan informasi dapat berkolaborasi untuk memastikan infrastruktur transmisi gambar, penyimpanan data, dan tampilan
- Fisikawan Medis berperan untuk memastikan kualitas pencitraan dan akurasi peralatan mamografi, terutama jika dilakukan skrining massal
- Ahli Radiologi diperlukan untuk menginterpretasikan hasil pemeriksaan mamografi
Posisi Pasien
Untuk memperoleh interpretasi hasil pencitraan yang baik, dibutuhkan dua posisi dengan proyeksi berbeda 45°, yaitu kraniokaudal dan mediolateral oblique (MLO).[5,6]
Proyeksi Kraniokaudal
Pada tampilan ini, payudara pasien diposisikan di atas detektor gambar dengan penekanan ke arah supero-inferior. Posisi ini akan memperlihatkan beberapa jaringan inframammary dan mencakup area belahan dada serta sekitar 30% otot pektoralis.[5,6]
Proyeksi Mediolateral Oblique
Pada tampilan ini, pasien diminta miring sekitar 40-60° . Payudara diletakkan pada detektor gambar dan mencakup jaringan payudara sebanyak mungkin, termasuk lipatan inframamari dan jaringan posterior mammae.[5,6]
Jika pemeriksaan mamografi dilakukan untuk tujuan diagnostik, maka akan diperlukan penekanan fokal atau penekanan paddle yang luas, agar dapat mengevaluasi massa atau kalsifikasi. Penekanan fokal dapat dilakukan pada perkiraan lokasi lesi berdasarkan hasil skrining mamografi.
Tampilan luas dapat diperoleh dengan mengangkat payudara menjauhi detektor gambar. Lokasi titik penemuan selanjutnya dijabarkan menggunakan arahan jam dan mengukur jaraknya dari puting (dalam sentimeter).[6]
Prosedural
Berikut adalah langkah-langkah prosedur mamografi:
- Prosedur mamografi dimulai dengan memposisikan pasien berdiri di depan alat mamografi
- Radiografer akan meletakkan payudara pasien di atas detektor gambar, kemudian detektor gambar lainnya akan menekan payudara dari atas. Kedua detektor yang berbentuk seperti piringan akan meratakan dan menahan payudara agar posisinya stabil ketika sinar-X dipancarkan. Petugas menginformasikan ke pasien bahwa akan merasakan tertekan pada area payudara atau sedikit nyeri
- Langkah yang sama dilakukan untuk mengambil gambar payudara dari sisi samping. Pasien diminta memiringkan tubuhnya 40-60°. Payudara sisi sebelahnya juga akan dilakukan prosedur yang sama
- Setelah pengambilan gambar selesai, petugas radiografer akan memastikan keempat sinar-X yang telah diambil sudah sesuai atau tidak[6]
Adapun beberapa langkah khusus untuk wanita dengan implan payudara, wanita hamil, dan pria dengan kanker payudara.
Wanita dengan Implan Payudara
Pada wanita dengan implan payudara akan terlihat gambaran radio-opaque pada saat pemeriksaan mamografi dilakukan. Hal ini akan mempersulit untuk melihat lesi kecil pada payudara. Pemeriksaan mamografi akan lebih sulit dilakukan pada pasien dengan implan karena sulitnya dilakukan penekanan payudara. Beberapa teknik pengambilan gambar dengan sudut khusus akan diperlukan pada wanita dengan kondisi ini.[5]
Wanita Hamil
Untuk pasien yang sedang hamil mamografi sebaiknya ditunda hingga akhir kehamilan. Tetapi jika pertimbangan manfaat dinilai lebih besar dibandingkan risikonya, maka sebelum gambar diambil, pelindung perut harus dipakai untuk melindungi janin.[5,6,8,9]
Pria dengan Kanker Payudara
Pada pria yang memiliki kanker payudara mamografi dapat dilakukan untuk mengevaluasi massa payudara, penebalan, atau nyeri. Pada pria, potongan gambar tambahan selain tampilan kraniokaudal dan mediolateral oblique dapat ditentukan tergantung kondisi klinis pasien. Kompresi payudara juga dilakukan pada pria dengan jarak yang lebih sempit agar dapat lebih membantu.[5]
Follow Up
Follow up yang perlu dilakukan pasca prosedur mamografi adalah apakah terdapat keluhan seperti rasa nyeri. Apabila terdapat nyeri pasca prosedur dan sangat mengganggu, pasien dapat diberikan anti nyeri.
Follow up selanjutnya adalah pembacaan hasil mamografi oleh ahli radiologi dan dilanjutkan dengan penjelasan terkait hasilnya kepada pasien. Tentunya hal ini akan dilanjutkan dengan perencanaan terapi apabila diperlukan, sesuai dengan kondisi pasien.[6,8,11,13]
Pembacaan Hasil Mamografi
Pembacaan hasil mamografi dapat dilakukan oleh dua ahli radiologi, baik secara independen atau diinterpretasikan bersama. Interpretasi ganda ini sering dilakukan di negara Eropa dengan tujuan untuk meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan.[6,8,11,13]
Saat ini sedang berkembang juga deteksi kanker payudara menggunakan mamografi yang diinterpretasikan oleh komputer. Tujuannya adalah agar ahli radiologi dapat terbantu untuk mengidentifikasi area yang mencurigakan saat membaca mamografi digital. Akan tetapi, penilaian ini juga tetap harus dilakukan bersama dengan ahli radiologi.[6,8,11,13]
Interpretasi Hasil
Mamografi mengidentifikasi jaringan payudara yang abnormal sebagai asimetri, distorsi arsitektural, dan ada/tidaknya kalsifikasi. Kalsifikasi dapat ditemukan pada lesi jinak atau ganas, dan dalam berbagai bentuk, seperti kalsifikasi bulat atau oval halus.[5]
Kalsifikasi berbentuk oval atau bulat halus, berbentuk cerutu atau batang, kasar dan besar, kasar dan multiple seperti popcorn, dan kalsifikasi vaskuler biasanya ditemukan pada lesi yang bersifat jinak.[5]
Kalsifikasi berbentuk garis dan bercabang memiliki nilai prediksi yang lebih tinggi ke arah keganasan jika dibandingkan dengan kalsifikasi granular. Adapun gambaran mamografi yang paling spesifik mengarah ke keganasan adalah massa jaringan lunak yang /.memiliki spikula atau tanduk di sekitar jaringan. Hampir 90% dari lesi ini merupakan kanker yang invasif.[5]
Mikrokalsifikasi berkelompok (partikel kalsiumnya berdiameter 0,1-1 mm dan berjumlah lebih dari 4-5 per sentimeter kubik) akan ditemukan pada 60% kanker yang terdeteksi menggunakan mammografi. Penebalan kulit, peningkatan kepadatan payudara, dan pengerasan stroma dapat dideteksi pada pasien yang memiliki kanker payudara dengan inflamasi.[5]
Breast Imaging-Reporting and Data System (BI-RADS)
Penemuan pada pemeriksaan mamografi dilaporkan dengan menggunakan standar Breast Imaging-Reporting and Data System (BI-RADS), yang dikeluarkan oleh American College of Radiology. Lokasi lesi dijelaskan dengan menggunakan sistem kuadran atau posisi jam, disertai dengan kedalaman lesi pada payudara. Setiap payudara dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu atas-dalam, atas-luar, bawah-dalam, dan bawah-luar. Untuk memaparkan kedalaman, payudara dibagi menjadi anterior, media, posterior.[5,10]
Tanda Primer dan Sekunder Kanker Payudara:
Tanda primer dan sekunder pada kanker payudara merupakan hal yang diperhatikan dalam menilai hasil mamografi. Tanda primer yang dapat ditemukan berupa densitas yang meningkat pada tumor, batas tumor yang tidak teratur dan tidak jelas (komet sign) karena adanya proses infiltrasi ke jaringan sekitar, gambaran translusen di sekitar tumor, gambaran stelata, adanya mikrokalsifikasi sesuai kriteria Egan, ukuran klinis tumor lebih besar dari ukuran radiologis.[5,10]
Adapun tanda sekunder dari kanker payudara berupa retraksi atau penebalan kulit, perubahan posisi puting, keterlibatan kelenjar getah bening pada aksila, area tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur, dan kepadatan jaringan subareolar yang berbentuk utas.[5,10]
Setelah dilakukan evaluasi oleh pembaca, laporan mamografi disiapkan dan diberi diberi label sesuai kategori BI-RADS berdasarkan ada atau tidaknya kelainan yang ditemukan. Kategori BI-RADS dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Kategori BI-RADS
Kategori | Definisi |
BI-RADS 0 | Pemeriksaan dinilai tidak lengkap. Hal ini dapat disebabkan oleh karena faktor teknis, lesi tidak sepenuhnya dievaluasi secara standar, mammogram yang dihasilkan sebelumnya tidak dapat mengkonfirmasi stabilitas, atau terdapat perubahan pada lesi yang didiagnosis dari mamografi sebelumnya. Pasien diminta kembali untuk menyerahkan mammogram terdahulu atau dilakukan mamografi tambahan dan/atau pemeriksaan ultrasonografi. |
BI-RADS 1
| Hasil pemeriksaan negatif. Pasien dapat melanjutkan skrining mamografi dan pemeriksaan payudara sendiri berdasarkan panduan skrining. |
BI-RADS 2 | Ditemukan lesi jinak seperti kista, fibroadenoma, lesi vaskuler jinak, atau kalsifikasi parenkim. Tidak ditemukan keganasan. Pemeriksaan lanjutan secara rutin direkomendasikan pada kasus ini. |
BI-RADS 3 | Temuan tidak menunjukkan karakteristik jinak tetapi kemungkinan adanya keganasan/malignansi kurang dari 2%. Contoh temuan pada kategori ini berupa asimetri parenkim, kalsifikasi, atau nodul yang tidak memiliki tanda klasik jinak. Pasien pada kategori ini disarankan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan secepatnya. |
BI-RADS 4 | Temuan dicurigai mengarah ke keganasan. |
BI-RADS 5 | Temuan lesi mengarah kuat ke keganasan, misalnya ditemukan spikula, kalsifikasi pleomorfik, dan retraksi pada kulit |
BI-RADS 6 | Hasil biopsi membuktikan terdapat keganasan. Mamografi dilakukan untuk mengevaluasi payudara pada sisi kontralateral atau untuk menilai respon terhadap kemoterapi neoadjuvant. |
Sumber: dr. Irene Cindy Sunur, Alomedika, 2023.[5]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja