Indikasi Rontgen Toraks
Indikasi pemeriksaan rontgen thorax adalah individu dengan manifestasi klinis gejala respirasi, seperti sesak napas akut/ kronis, batuk persisten, nyeri dada, cedera/ trauma dada, hemoptisis, serta kecurigaan terhadap massa dan keganasan.[3]
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai penunjang diagnosis, seperti tuberkulosis dan pneumonia, serta monitor keberhasilan terapi. Pemeriksaan rontgen thorax dilakukan pada beberapa penyakit yang melibatkan sistem respirasi, kardiovaskular, dan fraktur costae.
Indikasi Respiratori
Beberapa indikasi respiratori yang membutuhkan pemeriksaan Rontgen thorax, antara lain tuberkulosis; pneumonia; serta benda asing saluran napas, umumnya pada intrathoracic tracheobronchial tree untuk menilai udara yang terperangkap dan kolaps paru.
Selain itu, rontgen thorax juga diindikasikan pada keganasan paru; penyakit paru obstruktif kronis; trauma dada, untuk menilai adanya kebocoran udara, hemothorax, pelebaran mediastinum; pneumothorax; asthma; maupun bronkiolitis. Pemeriksaan ini terutama dilakukan jika diagnosis belum jelas atau terdapat serangan akut dengan derajat berat yang tidak respons terapi.[1,3]
Indikasi Kardiovaskular
Beberapa indikasi kardiovaskular yang membutuhkan pemeriksaan rontgen thorax adalah gagal jantung, hipertensi, nyeri dada akut pada diseksi aorta, adanya murmur jantung. Rontgen thorax juga biasa dilakukan setelah prosedur pemasangan pacemaker jantung.[2,3]
Konfirmasi Posisi Endotracheal Tube (ETT)
Teknik intubasi menggunakan endotracheal tube (ETT) dilakukan untuk membantu ventilasi pada pasien–pasien dalam keadaan tertentu seperti gagal napas. Insiden terjadinya malposisi dan komplikasi akibat posisi yang tidak benar sebesar 3–14%. Posisi ETT dapat dikonfirmasi dengan pemeriksaan foto rontgen thorax.[5]
Pada pemeriksaan rontgen thorax, posisi ETT dikatakan benar apabila ujung ETT berada 5–7 cm di atas carina dalam posisi netral di leher. Ketika carina tidak terlihat, ujung ETT harus terletak pada vertebra torakal kedua hingga keempat (T2–T4) atau pada tingkat ujung medial klavikula karena carina terletak antara T5 dan T7.
Ujung ETT harus terletak di tengah antara laring dan carina untuk menghindari cedera pada struktur apapun dan ekstubasi yang tidak disengaja.[5]
Konfirmasi Posisi Nasogastric Tube (NGT)
Penggunaan nasogastric tube (NGT) diindikasikan untuk dekompresi lambung, pemberian obat–obatan, dan pemberian nutrisi. Ujung NGT harus terletak pada lambung atau usus dua belas jari. Kedalaman ini dapat diperkirakan dengan mengukur jarak dari ujung hidung pasien ke daun telinga dan kemudian ke processus xiphoideus (sekitar 50–60 cm).
Pemeriksaan rontgen thorax merupakan standar baku emas untuk konfirmasi posisi NGT walaupun dalam praktik masih jarang dilakukan. Posisi NGT seharusnya berada pada garis tengah melintasi diafragma dan ujung dari NGT berada di bawah diafragma.[5–7]
Kontrol Pemasangan Chest Tube
Pemasangan chest tube paling sering dilakukan pada kasus pneumothorax dan efusi pleura. Chest tube dipasang melalui ruang interkosta ke–4 di anterior atau mid–axillary line lalu diarahkan posterior–inferior dalam kasus efusi pleura dan antero–superior dalam kasus pneumothorax.[5]
Malposisi pemasangan chest tube terjadi pada sekitar 10% yang membuat tube tidak berfungsi dan komplikasi dapat terjadi. Posisi chest tube yang benar adalah triangle of safety dengan penempatan tube lebih dekat ke batas superior dari tulang rusuk di bawah dalam ruang interkostal sehingga menghindari cedera neurovaskuler interkostal.[5,8]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli