Kontrasepsi darurat dipergunakan untuk mencegah kehamilan sesaat setelah hubungan seksual tanpa proteksi. Keadaan ini misalnya pada korban pemerkosaan, gagal kontrasepsi (kondom bocor,...(Baca Selengkapnya)

Kuretase tajam tidak lagi direkomendasikan untuk evakuasi intrauterin, terutama pada kasus abortus. Saat ini, metode aspirasi vakum manual (AVM) lebih dipilih karena...(Baca Selengkapnya)

Morning after pill atau pil kontrasepsi darurat sering diperlukan oleh wanita yang lupa atau tidak sempat menggunakan kontrasepsi lain saat berhubungan seksual....(Baca Selengkapnya)

Morning-after pill atau kontrasepsi emergensi oral merupakan salah satu cara efektif untuk mencegah kehamilan dari hubungan seksual yang tidak terproteksi. Morning-after pill...(Baca Selengkapnya)

Modalitas tata laksana pada kasus keguguran dapat dengan pemberian medikamentosa atau tindakan, termasuk kuretase tajam maupun aspirasi vakum manual (AVM). Keguguran (miscarriage atau...(Baca Selengkapnya)

The Effect of Preconception-Initiated Low-Dose Aspirin on Human Chorionic Gonadotropin-Detected Pregnancy, Pregnancy Loss and Live Birth – Per Protocol Analysis of a...(Baca Selengkapnya)

Dalam praktik klinis maupun konsultasi via telemedicine, beberapa dokter mungkin menghadapi pasien yang meminta aborsi karena kehamilan yang tidak diinginkan (KTD). Beberapa alasan...(Baca Selengkapnya)

Terdapat rekomendasi penggunaan antibiotik profilaksis bagi pasien yang akan menjalani tindakan kuretase pada kasus abortus spontan. Manfaat penggunaan antibiotik profilaksis ini dipercaya...(Baca Selengkapnya)

Progesteron sediaan oral maupun per vaginam sering digunakan dalam tata laksana abortus imminens. Abortus imminens merupakan adanya perdarahan pervaginam yang mengancam kelangsungan...(Baca Selengkapnya)

Panduan e-Prescription kontrasepsi darurat ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan pil kontrasepsi darurat secara online. Kontrasepsi darurat merupakan metode...(Baca Selengkapnya)