Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Asam Mefenamat
Penggunaan asam mefenamat pada kehamilan dan menyusui masuk ke dalam kategori C menurut FDA dan TGA. Selanjutnya, pada usia kehamilan 20 minggu ke atas, penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti asam mefenamat, tidak direkomendasikan FDA. Hal ini berhubungan dengan risiko gangguan ginjal pada janin.[12,13]
Penggunaan pada Kehamilan
FDA memasukkan asam mefenamat dalam kategori C. Artinya, studi pada binatang percobaan menunjukkan adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Obat hanya boleh digunakan bila besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.[7]
Pada usia kehamilan 20 minggu ke atas, pemberian asam mefenamat tidak disarankan oleh FDA. Hal ini karena berhubungan dengan risiko gangguan ginjal pada janin yang dikandung, sehingga jumlah cairan amnion menurun dan berisiko oligohidramnion. Keadaan ini berisiko selanjutnya pada perkembangan organ vital janin, seperti paru dan jantung.[12,13]
TGA memasukkan asam mefenamat dalam kategori C. Asam mefenamat menghambat sintesis prostaglandin, dan bila diberikan pada kehamilan lanjut dapat meningkatkan risiko terjadinya penutupan duktus arteriosus prematur, gangguan ginjal, dan oligohidramnion.[9]
Pada penelitian mencit dalam proses melahirkan, asam mefenamat menghambat sintesis prostaglandin, menyebabkan peningkatan insidensi distosia, dan penundaan persalinan.[4,5]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Penggunaan asam mefenamat pada ibu menyusui tidak direkomendasikan. Hal ini karena asam mefenamat diekskresi di ASI dan berisiko memberikan efek samping yang berbahaya pada bayi menyusui. Bila asam mefenamat harus diberikan, pemberian ASI perlu dihentikan terlebih dahulu.[4,12]
Direvisi oleh: dr. Felicia Sutarli