Farmakologi Ketoprofen
Farmakologi ketoprofen sebagai anti-inflamasi non steroid (OAINS) memiliki daya hambat pada sintesis prostaglandin dan leukotrien serta memiliki aktivitas antibradikinin dan stabilisasi membran lisosom.[2,5]
Farmakodinamik
Farmakodinamik dari ketoprofen memiliki sifat antipiretik, antiinflamasi, dan analgesik dengan menghambat enzim siklo-oksigenase non spesifik (COX 1 dan 2) yang mengubah asam arakidonat menjadi endoperoksida siklik, prekursor prostaglandin secara reversibel yang dapat memediasi rasa nyeri, demam, dan inflamasi. Oleh karena itu, ketoprofen digunakan pada pasien osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dismenore, dan manajemen nyeri akut lainnya.[2,5,7,8]
Beberapa efek yang dapat berkontribusi terhadap mekanisme antiinflamasi dari ketoprofen, antara lain menghambat kemotaksis, mengubah aktivitas limfosit, menurunkan aktivitas sitokin proinflamasi, dan menghambat agregasi neutrofil. Selain itu, efek antipiretik dari ketoprofen melibatkan aksi dari hipotalamus, di mana terjadi peningkatan aliran darah perifer, vasodilatasi, dan pembuangan panas sehingga menurunkan suhu tubuh.[2,7,8]
Farmakokinetik
Ketoprofen tersedia dalam bentuk sediaan oral, rektal, parenteral, dan topikal. Farmakokinetik dari ketoprofen terdiri dari aspek absorpsi, distribusi, metabolisme dan eliminasi obat.[7,8,9]
Absorbsi
Ketoprofen dapat diabsorbsi dengan cepat dan baik melalui saluran pencernaan, dengan bioavaibilitas sekitar 90% dan kadar plasma puncak dicapai dalam waktu 0,5-2 jam (immediate release), 6-7 jam (puasa dan extended release), 9 jam (tidak puasa dan extended release), dan 1 jam (per rektal). Penggunaan ketoprofen bersamaan dengan makanan dapat mempengaruhi tingkat penyerapannya, namun tidak mempengaruhi bioavaibilitasnya.[2,5,7,8]
Asupan makanan dapat menurunkan Cmax sekitar setengahnya dan meningkatkan waktu rata-rata untuk mencapai konsentrasi puncak (tmax) dari 1,2 jam untuk subjek yang puasa (kisaran 0,5-3 jam) menjadi 2 jam untuk subjek yang diberi makan (kisaran 0,75-3 jam). Fluktuasi puncak plasma juga dapat dipengaruhi oleh perubahan sirkadian dalam proses penyerapan.[2,5]
Distribusi
Ketoprofen didistribusikan ke dalam cairan sinovial dan sistem saraf pusat. Sekitar >99% ketoprofen terikat pada protein plasma (albumin) dengan volume distribusi sekitar 0,1 L/ kg. Ketoprofen dalam melewati plasenta dan masuk dalam ASI.[7,8]
Metabolisme
Ketoprofen dimetabolisme secara cepat dan ekstensif di hepar, terutama melalui konjugasi glukuronida untuk membentuk acyl-glucuronide yang tidak stabil. Tidak diketahui adanya metabolit aktif yang teridentifikasi setelah proses metabolisme ketoprofen.[2,5,8]
Bagian asam glukuronat dapat diubah kembali menjadi senyawa induk, sehingga metabolit berfungsi sebagai reservoir potensial untuk obat induk dan berperan penting pada populasi dengan insufisiensi ginjal, di mana konjugat dapat terakumulasi dalam serum dan mengalami dekonjugasi kembali ke obat induk.[2,5,8]
Eliminasi
Selama 24 jam, ketoprofen dieliminasi melalui urin (50-90%) dan feses (1-8%) melalui feses sebagai konjugat glukoronida dengan waktu paruh eliminasi sediaan immediate release sekitar 2-4 jam dan sediaan extended release sekitar 3-7,5 jam.[2,7]
Penulisan pertama oleh: dr. DrRiawati MMedPH